Pada kesempatan yang indah ini, Saya berada di pusat kota Bojonegoro, Jawa Timur, dan akan membahas tentang sejarah monumen kayu jati & watu semar yang terletak tepat di area kompleks alun - alun Bojonegoro.
Sebagai salah satu daerah penghasil minyak bumi di Indonesia tercinta, Kabupaten Bojonegoro juga merupakan penghasil kayu jati yang berkualitas terbaik di dunia pada era kolonial Belanda dahulu, mengingat di dearah selatan dan barat Kabupaten Bojonegoro terdapat kawasan hutan tropis, maka dari itu untuk memperdagangkan kayu jati sebagai komoditas andalan di Kabupaten Bojonegoro, pemerintah kolonial Belanda melalui Divisi Kehutanan (Houtvasterij) membangun sejumlah TPK (Tempat Penimbunan Kayu) yang tersebar di beberapa titik, yaitu TPK Batokan, TPK Kalitidu, TPK Ngasem, TPK Bojonegoro, TPK Kapas, dan TPK Tobo. yang saat ini dikelola oleh KPH Bojonegoro, serta membangun jalur kereta lori perhutani sebagai sarana pengangkutan kayu jati untuk di ekspor ke Benua Eropa pada masanya.
Bermula pada tahun 1994, di sekitar sungai bengawan solo yang berada di kecamatan trucuk, warga setempat menemukan sebuah balok kayu jati sepanjang 17 meter berdiameter 45 cm, kemudian diserahkan ke TPK Bojonegoro, sebagai pengingat bahwa pada zaman Belanda dahulu Bojonegoro pernah menjadi penghasil kayu jati berkualitas di dunia, maka Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2015 silam, menjadikan kayu jati tersebut sebagai Monumen Mbah Balok di selatan alun - alun kota bojonegoro, dan sudah berstatus cagar budaya yang harus dilestarikan oleh kita semua.
Uniknya prosesi pemindahan Balok Kayu Jati tersebut dari TPK Bojonegoro Menuju Alun-Alun Bojonegoro dilakukan secara gotong royong dengan diangkat bersama-sama kemudian dipindahkan dengan berjalan kaki oleh warga setempat.
Pada tahun yang sama, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro juga menempatkan sebongkah batu andesit di area kompleks alun - alun Bojonegoro, sebongkah batu andesit dulunya diambil dari lereng Gunung Pandan Bojonegoro, di daerah Kecamatan Gondang, uniknya Batu tersebut berbentuk seperti Tokoh Pewayangan Jawa, Mbah Semar, maka dari itulah dinamakan sebagai watu semar oleh Bupati Suyoto pada saat Beliau menjabat sebagai Bupati Bojonegoro dahulu.
Demikianlah ulasan singkat dari saya, saya mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada salah kata ataupun sesuatu hal yang kurang berkenan dihati pemirsa channel YouTube ini.
TETAP SEMANGAT SELALU
God Bless You Everyone....
===============================================================
--- Facebook : [ Ссылка ]
--- Email For Bussiness : yuliuskristianto9@gmail.Com
===============================================================
Ещё видео!