TRIBUNJABARVIDEO- Banjir bandang di Sumedang menyisakan duka bagi Endin Sutardin, berusia 70 tahun warga Desa Sawahdadap Kecamatan Cimanggung.
Dia selamat. Namun, anaknya, bernama Dini serta cucunya, Syifa berusia 17 tahun tewas. Endin mengenang detik-detik banjir bandang Sumedang itu menerjang rumahnya.
Dia menyebut gumpalan air banjir bandang Sumedang pada Sabtu (17/12/2022) sore itu, ukuran dan bentuknya seperti gajah yang menyeramkan.
Menurut pengamatan Endin, hujan terjadi lebih dari tiga jam, dimulai pukul 14.00. Sekira pukul 16.00, hujan sudah mereda namun sungai di dekat rumahnya alirannya sangat deras.
"Pukul 17.30, orang-orang semua keluar rumah, termasuk seisi rumah saya ini, termasuk saya dan Dini," kata Endin.
Endin baru bisa menghabiskan setengah perjalanan untuk mencapai jalan utama Sawahdadap, tempat orang-orang sudah berkumpul. Namun, di tengah jalan dia berpapasan dengan Dini hendak kembali ke rumah untuk mengevakuasi Syifa dan tas berisi uang Rp 25 juta.
Tak berselang lama dari masuk ke rumah, Dini dan Syifa keluar. Keduanya menyebrangi jembatan. Namun, saat itu, dia melihat gumpalan air begitu besar dari arah sungai. Tingginya, dia memperkirakan sekira 3 meter.
Dia menyebutnya seperti gajah besar kemudian menghantam anak dan cucunya hingga hanyut.
Dini, Syifa, dan uang Rp25 juta hanyut. Jasad keduanya telah ditemukan, namun tas berisi uang itu raib.
"Anak dan cucu saya orang-orang baik. Sedih saya kehilangan mereka," katanya.MEDIA SOCIAL & WEB Official
Website : [ Ссылка ]
Instagram : [ Ссылка ]
Twitter : [ Ссылка ]
Facebook : [ Ссылка ]
#banjirbandangSumedang #SawahDadap #Sumedang
Ещё видео!