Kumpulan Narasi
Engineering in Symphony sebagai rangkaian Dies Natalis 54th FTUI
In Collaboration with Erwin Gutawa
Narrator 1: Prof. Bondan T. Sofyan
“Karyaku Untuk Negeri”
Negeri ini tak butuh gelarmu
tak butuh ijazah atau predikat cumlaudemu
Negeri yang telah membayar semua rasa banggamu
dengan sebuah jaket kuning dan lencana makara
hanya berharap KARYAmu
Dan ilmu yang kau petik
yang tumbuh dengan pupuk rasa keingintahuan
dan disiram dengan air ketekunan
Karena Ilmu adalah sebuah LAKON
yang dimainkan dengan CINTA
bukan sekadar dibingkai emas
namun untuk dihayati dengan dedikasi
dan dirayakan dengan semangat dan optimisme
Agar mekar sempurna menjadi karya dan bakti nyata
bagi bangsa
Narator 2: Yori Antar
“Jiwaku, Kekuatanku”
Negeriku…
Negeri para dewa
Semayam para prabu
Asuhan Bunda kanduang
Berselimut swarna
Negeriku…
Sebuah gurindam indah
Diiring alunan saluang dan rampak gendang
Berpadu dengan nilai luhur budaya dan TRADISI
Berpeluk dengan alam elok nan kaya
Bersatu, bergandeng jiwa, raga dan karsa
Menyalakan tekad
Membangkitkan cita
Untuk KEKUATAN dan kedigdayaan
Negeriku, Rumahku, Jiwaku
Kekuatanku
Narator 3: N. Milatia Moemin
“Pengabdian Tak Berbatas”
Jadilah MESIN penggerak perubahan
Jadilah ARSITEK pembangun negeri
Bangunlah pondasi dari KONSTRUKSI cara pikir yang inovatif dan integritas sekuat METAL.
Jadilah pusat keunggulan yang tak putus menTRANSIMISIkan ilmu, nilai-nilai, dan inspirasi
Jadilah katalis yang mempercepat PROSES transformasi bangsa
Sungguh..
Dunia REKAYASA tak bersekat
Sehingga darmamu pun tak berbatas
Narator 4: Teten Derichard
“Damai”
Damaimu damaiku juga
Tentrammu tentramku juga
Merah putihmu, merah putihku juga
Negerimu, negeriku juga
Lalu kenapa kita harus saling hujat?
Saling cerca?
Saling tikam?
Bukan itu yang diwariskan oleh eyang, andung, ompung, engkong dan kakek kita
Bukan itu yang dititipkan oleh anak cucu kita
Jangan kita tinggalkan daging busuk bernama kecurigaan dan kebencian kepada anak cucu negeri
DAMAI adalah kodrat Nusantara
Mengapa kini kita gadaikan untuk eksploitasi ego berbungkus suku, agama, dan idealism?
Damailah hati
Damailah jiwa
Dan Nusantara akan kembali
Narator 5: Arief Budhy Hardono
“Bersama Kita”
Tak ada zat tanpa unsur
Tak ada puisi tanpa penggalan kata
Tak ada lukisan indah tanpa sapuan-sapuan kecil berbagai warna
Optimasi perlu SINERGI
Sinergi ilmu dan daya
HARMONIsasi langkah dan upaya
Kunang-kunang tak akan cemerlang jika terbang sendiri
Ia mampu menerangi malam jika terbang BERSAMA
Mari kita siapkan sayap masing-masing
Yang berbeda warna
Yang berbeda kompetensi
Dalam suatu orkestra indah
Untuk terbang bersama
Menerangi negeri
Sampai fajar menyingsing
Narator 6: Shannaz Haque
“Bersyukur”
Bersyukur bukan sekedar ucap. Hamdalah bukan sekedar lafal
Syiarkan apa yang kau baca
Amalkan apa yang kau paham
Bersyukur adalah gerak bukan diam
Bersyukur adalah pikir bukan asumsi
Bersyukurlah dengan inovasimu,
Bersyukurlah dengan jelajah intelektualitasmu dan kreatifitasmu
Bersyukurlah dengan baktimu
Bersyukurlah dengan karyamu
Penulis narasi:
Indy Hardono (Alumni Teknik Gas Petrokimia, FTUI, 1986)
Ещё видео!