MetroTV, PERHELATAN Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 beserta rangkaian agendanya di Bali sudah tuntas. Indonesia bisa dibilang sukses menyelenggarakan forum pertemuan para kepala negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.
Tuntasnya gelaran KTT G-20 bukan berarti masalah yang dihadapi G-20 dan dunia juga terselesaikan. Seperti sebelum pelaksanaan KTT, perekonomian global, tidak terkecuali negara-negara G-20, masih menghadapi gelapnya prospek tahun depan. KTT G-20 baru melahirkan deklarasi untuk menyikapi situasi global dan menancapkan tonggak kerja sama perekonomian untuk kemajuan yang berkelanjutan.
Deklarasi Bali itu memberikan pijakan, dan selanjutnya yang lebih penting ialah langkah realisasinya. Penyebab utama suramnya prospek perekonomian global mendatang ialah perang Rusia dan Ukraina. Deklarasi Bali menyepakati seruan agar Rusia yang juga merupakan anggota G-20 menarik pasukan dan menghentikan perang.
Ini perlu upaya lebih keras untuk mewujudkannya. Negara-negara G-20 harus aktif mendekati Rusia dan secara persuasif mengusahakan perdamaian dengan Ukraina. Seiring dengan itu, kesepakatan-kesepakatan dan komitmen di bidang ekonomi serta bidang lainnya mesti terus ditindaklanjuti hingga benarbenar berjalan.
Deklarasi pemimpin KTT G-20 hendaknya tidak hanya menjadi macan kertas, tetapi harus berlanjut sampai implementasi. Indonesia berperan mengawal deklarasi tersebut. Setidaknya ada tiga kesepakatan yang sangat perlu pengawalan dalam implementasinya, yaitu pembentukan pandemic fund, energy transition fund, dan global financial safety net.
Ketiganya merupakan simbol kolaborasi untuk mengatasi persoalan ancaman kesehatan oleh pandemi, krisis energi, dan keamanan finansial. Di lingkup transisi energi, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menjanjikan bantuan US$20 miliar atau setara Rp314 triliun untuk Indonesia. Itu masih ditambah potensi pinjaman dan hibah dari energy transition fund atau dana transisi energi. Investasi di bidang energi hijau pada gilirannya akan menumbuhkan sektor-sektor produksi penunjang yang diharapkan berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Lapanganlapangan kerja baru bakal tercipta. Indonesia sebagai tuan rumah KTT G-20 tahun ini tidak dimungkiri mendapatkan berkah promosi investasi. Melalui forum Business 20 (B-20) sebagai rangkaian agenda G-20 tahun ini, Indonesia mengantongi komitmen investasi senilai hingga US$8 miliar atau setara Rp125 triliun. Itu baru semacam uang muka.
Terlebih, negara-negara G-20 mengakui keberhasilan Indonesia sebagai tuan rumah. Ini menjadi modal sosial yang kuat untuk mengundang lebih banyak investor masuk ke Indonesia. Tidak berlebihan bila realisasi investasi sebesar Rp1.400 triliun yang ditargetkan pemerintah untuk tahun depan seharusnya bisa tercapai. Sektor pariwisata sebagai salah satu poin dalam Deklarasi Bali sangat potensial pula kebanjiran investasi.
Ini menjadi momentum kebangkitan pariwisata nasional yang dimotori oleh Bali. Semua komitmen dan kesepakatan di G-20 tetap memerlukan tindak lanjut. Indonesia tidak boleh berpangku tangan saja, menunggu. Langkah aktif mengawal implementasi tiap kesepakatan dan komitmen wajib dilakukan. Ubah prospek suram tahun depan menjadi optimisme sebagai buah kolaborasi yang saling menguntungkan di forum G-20.
#Metrotv #editorialMI #topreviewmetrotv #kttg20bali #g20bali #informasig20bali #BaliSummit2022 #kttg20
Ещё видео!