Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI BARAT- Atih, nenek berusia 71 tahun hanya bisa pasarah ketika petugas dari Pemerintah Kota Bekasi memgusur tempat tinggalnya di Jalan Bougenville Raya RT 001, RW 011, Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi. Sambil menitikan air mata, Atih tidak kuasa melihat kenyataan di usianya yang senja, dia harus digusur dari rumah yang sejak 32 tahun telah didiami. Pemerintah Kota Bekasi merelokasi warga korban gusuran ini ke Rumah Susun Bekasi Timur. Namun, Atih mengaku masih kebingungan lantarana dia tidak memiliki kemampuan untuk biaya sewanya. Atih selama ini tinggal bersama tiga orang anaknya, setiap hari dia bekerja menjual jamu untuk menutup biaya kebutuhan hidup sehari-hari. "Saya cuma jualan jamu, itu juga enggak setiap hari, karena nenek udah tua, enggak kuat jalan lama kaki ini," kata Atih sambil menitikkan air mata. Jadi korban penggusuran membuat derita hidupnya kian bertambah, selama ini dia menjadi tulang punggung lantaran tiga orang anak yang tinggal bersamanya tidak memiliki pekerjaan. "Anak saya tujuh, tapi tinggal empat yang satu udah nikah tinggal di Bintara yang tinggal di sini sama saya," ungkap Atih. Dua dari tiga anaknya mengalami gangguan mental sejak lama, sedangkan satu anaknya sudah lama menganggur dan hidup serabutan. Tidak ada yang bisa diandalkan selain usaha jualan jamu yang dilakoni Atih. "Sehari-hari di dalem terus (anak-anaknya) makan tidur makan tidur pusing saya punya anak kaya gini, karena nenek pengen kuat pengen sehat, kalau enggak gitu siapa yang mau urus anak-anak nenek," jelas dia.
Ещё видео!