Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Jatuhnya Pesawat Lion Air JT610 rute Jakarta-Pangkalpinang menimbulkan luka mendalam bagi para keluarga korban.
Tak terkecuali dirasakan oleh Mariana yang anak semata wayangnya bernama Muhammad Nasir merupakan salah satu penumpang dari pesawat nahas tersebut.
Adapun berdasarkan data penumpang Lion Air JT610 rute Jakarta-Pangkalpinang, Muhammad Nasir tercatat di nomor 102 dan duduk di kursi nomor 21 B.
Tangisnya pecah ketika ia tiba di posko krisis center Bandara Halim Perdana Kusuma.
Ia terus meneriakkan nama anak semata wayangnya itu yang kini belum juga diketahui bagaimana nasibnya.
Beberapa kali, ia sempat memukul meja di posko krisis center sekedar untuk meluapkan kesedihannya.
Anggota keluarga yang turut menemani pun berusaha menenangkan Mariana.
"Anak saya kenapa belum ketemu juga, Cuma satu anak laki-laki saya, enggak ada yang lain. Anak saya cuma itu satu-satunya," kata Mariana yang terus menangis histeris di krisis center Bandara Halim Perdana Kusuma, Selasa (30/10/2018).
Disela tangisnya, Mariana sempat menyebut bahwa anak semata wayangnya itu adalah tempatnya untuk mencurahkan hatinya selama ini.
"Ya Allah, kenapa bisa terjadi pesawat jatuh. Anak saya cuma satu tempat curahan hati saya, tempat mengadu anak saya itu. Kalau saya sakit, siapa yang merawat," kata Mariana sambil terus menangis histeris.
Bahkan, Mariana yang baru datang dari Aceh ini sempat menolak untuk dibawa ke Hotel Ibis, Cawang yang menjadi lokasi penginapan para keluarga korban Lion Air.
Ia bersikukuh ingin segera bertemu dengan anaknya yang hingga kini belum diketahui dimana posisinya.
"Saya mau anak saya. Anak saya pak, kenapa belum ditemukan sudah dua hari pak," kata Mariana.
Saat ini, Mariana bersama anggota keluarganya ditemani staff Lion Air telah dibawa menuju Rumah Sakit Polri untuk memantau langsung informasi terkini disana.
Ещё видео!