Yogyakarta (22/07/2020) jogjaprov.go.id – Lonjakan pasien positif Covid – 19 di DIY pada Selasa (21/07) kemarin meningkat dengan sangat tajam, hingga menyentuh angka 28. Lonjakan ini merupakan pukulan berat bagi DIY yang sedang berupaya untuk membangkitkan kembali kondisi di berbagai sektor.
Demikian disampaikan Sekda DIY Drs. R. Kadarmanta Aji, Rabu (22/07 di kantornya, Gedhong Kiwo, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Aji mengungkapkan, banyak faktor yang bisa menjadikan lonjakan kasus positif ini. Diantaranya adalah adanya kasus Petugas Pemuktahiran Data Pemilih (PPDB) rekrutan KPU Bantul. Selain itu juga karena perluasan jumlah yang di tes meningkat, sehingga hasilnya pun meningkat, termasuk OTG yang terkonfirmasi positif. Untuk itu pihaknya saat ini makin menggencarkan tracing untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Aji menyampaikan, lonjakan kasus juga menjadi salah satu dampak dan konsekuensi dari upaya membangkitkan kembali geliat ekonomi di DIY. Utamanya untuk sektor-sektor yang mengharuskan seseorang bepergian ke luar aderah ataupun sektor yang mendatangkan orang untuk masuk ke DIY. selain itu, sektor-sektor yang bersifat mengumpulkan massa juga menjadi salah satu ancaman penyebaran Covid – 19.
“Saat ini memang sangat sulit bagi kita untuk memilih antara kesehatan dan ekonomi, karena keduanya saling mendukung. Keduanya adalah prioritas. Untuk itu, kita sedang mengupayakan bagaimana kedua aspek ini bisa kita capai tanpa mengalahkan salah satunya,” ungkap Aji.
Berkaca dari lonjakan kasus yang memang tidak diprediksikan asalnya, Aji bersama jajaran Pemda DIY telah menyiapkan beberapa langkah antisispasi. Tes-tes massal terutama terkait dengan contact tracing menjadi prioritas. Selain itu juga pembatasan jumlah wisatawan yang dimungkinkan datang ke DIY juga dilakukan. Tidak hanya itu saja, DIY juga tidak akan menerima wisatawan yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Langkah ini diambil mengingat memang kasus-kasus yang ada di DIY merupakan kasus import.
“Kondisi saat ini kita tidak pernah tahu. Saya tidak bosan mengingtakan masyarakat untuk jangan lalai, tetap jaga jarak meskipun dengan orang yang sudah sangat kita kenal. Patuhi protokol dan jangan menyepelekan hal-hal kecil yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan Covid – 19,” ujar Aji.
Juru Bicara Pemda DIY dalam penanganan drh. Berty Murtiningsih, M.Kes menjelaskan, saat ini penambahan kasus yang melonjak menjadi 28 kasus tersebut memang didominasi oleh Bantul. Namun, tidak serta merta pihaknya menetapkan PPDB Bantul menjadi klaster. Masih ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk bisa menetapkan suatu kelompok menjadi klaster. Untuk itu, pihaknya terus berupaya melaukan tracing dan mengkaji hasilnya.
Saat ini menurut Berty, lebih dari 80% kasus positif adalah OTG. OTG ini tentu jauh lebih berbahaya dibanding mereka yang terkonfirmasi positif dengan gejala. “Masyarakat kita yang OTG itu banyak, maka kita harus memprediksi dan melakukan proteksi pada kelompok-kelompok ini. Kita tidak tau kondisi mereka, oleh karena itu contact tracing tetap kita lakukan salah satunya untuk mendapatkan OTG,” jelas Berty.
Peningkatan pemeriksaan ini tentu akan menjadi salah satu faktor pula yang mengakibatkan naiknya jumlah kasus positif. Pemeriksaan akan diintensifkan di seluruh kabupaten/kota. Dengan begitu jangkauan akan semakin luas.
“Kita maksimalkan juga in-depth interview kepada mereka yang masuk dalam contact tracing, juga masyarakat yang memang berpotensi. Tentu resikonya jumlah suspect akan meningkat. Nah, kita sudah siapkan pula dari sisi penanganan medis seperti dokter, dan lainnya,” tutur Berty.
Bagi mereka yang masuk dalam tracing, kemudian tidak ada gejala atau OTG, tetap akan menjalani swab. Apabila swab positif, meskipun dia OTG, namun orang tersebut diharuskan untuk tetap berada di rumah sakit rujukan, dan menjalani perawatan hingga dinyatakan negatif.
Ещё видео!