JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengadaan enam set toa, atau pelantang suara untuk peringatan dini banjir di Ibukota, menuai kritik luas.
Sebelum rencana pengadaan enam set tambahan, sudah ada 15 perangkat serupa yang merupakan hibah dari Jepang tahun 2014.
Namun efektivitas dan besarnya anggaran sebesar lebih dari 4 miliar rupiah menjadi sorotan.
Lalu apa perbedaan dan persamaan early warning sistem yang kita miliki dengan yang dimiliki oleh Jepang?
Tidak ada perbedaan yang signifikan, fungsi nya sama untuk menginformasikan bencana yang akan terjadi di daerah tersebut. Untuk kualitas pun kurang lebih masih sama dengan milik Jepang.
Pelantang suara atau sistem peringatan dini bencana ini bukan hanya sekedar pengeras suara, namun adalah sistem radio VHF dan konsol untuk transfer informasi dari BPBD.
Dinilai sistem ini cukup efektif untuk menginformasikan kepada masyarakat, kami cukup berbicara dari call center 112 BPBD lalu langsung ditransmisikan dengan radio VHF dan tersuarakan di sistem peringatan dini tersebut dalam hitungan detik.
Masyarakat bisa mendengar peringatan dini bencana maksimal dalam radius 300 meter.
Sistem ini sebenarnya berlapis, tidak hanya mengandalkan pengeras suara saja tapi juga masih melewati aparat setempat melalui pesan singkat dan mereka yang menginformasikan kepada masyarakat.
Apakah sudah pasti efektif? Mengingat anggaran pengadaannya tidaklah sedikit.
Ещё видео!