Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca dagang selama 53 bulan beruntun setelah pada September 2024 mencetak untuk dagang USD 3,26 Miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan surplus neraca dagang September 2024 didorong oleh ekspor nonmigas senilai USD4,62 miliar utamanya dari komponen bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja.
Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang mengapresiasi capaian 53 bulan surplus neraca dagang RI, meski ada catatan terkait total nilai surplus sepanjang tahun yang harus diperhatikan pemerintah.
Seiring dengan era pemerintahan baru Prabowo-Gibran diperkirakan akan terjadi kenaikan impor neraca jasa dan barang karena akan mempengaruhi neraca pembayaran.
Sementara Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara, Anggawira mengapresiasi positifnya neraca dagang dalam 53 bulan terakhir. Namun melandainya harga komoditas andalan RI termasuk batu bara harus diperhatikan karena bisa berdampak terhadap neraca dagang.
Seperti apa ekonom hingga pelaku usaha melihat catatan surplus neraca dagang? bagaimana upaya menjaga surplus di pemerintahan baru dan efeknya terhadap ekonomi RI? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang dan Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara (ASPEBINDO), Anggawira dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Rabu, 16/10/2024)
Terus ikuti berita ekonomi bisnis dan analisis mendalam hanya di [ Ссылка ].
CNBC Indonesia terafiliasi dengan CNBC Internasional dan beroperasi di bawah grup Transmedia dan tergabung bersama Trans TV, Trans7, Detikcom, Transvision, CNN Indonesia dan CNN Indonesia.com.
CNBC Indonesia dapat dinikmati melalui tayangan Transvision channel 805 atau streaming melalui aplikasi CNBC Indonesia yang dapat di download di playstore atau iOS.
Follow us on social: Twitter: [ Ссылка ]
Facebook Page: [ Ссылка ]
Instagram: [ Ссылка ]
[ Ссылка ]
Tiktok: [ Ссылка ]
Spotify: [ Ссылка ]
Ещё видео!