#KerajaanSriwijaya #PeninggalanKerajaanSriwijaya
1. Prasasti Kota Kapur
Prasasti Kota Kapur yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya ini ditemukan di Pulau Bangka bagian Barat yang ditulis dengan memakai bahasa Melayu Kuno serta aksara Pallawa. Prasasti ini ditemukan oleh J.K Van der Meulen tahun 1892 dengan isi yang menceritakan tentang kutukan untuk orang yang berani melanggar titah atau pertintah dari kekuasaan Raja Sriwijaya.
2. Prasasti Ligor
Prasasti Ligor ditemuan di Nakhon Si Thammarat, wilayah Thailand bagian Selatan yang memiliki pahatan di kedua sisinya. Pada bagian sisi pertama dinamakan Prasasti Ligor A atau manuskrip Viang Sa, sementara di sisi satunya merupakan Prasasti Ligor B yang kemungkinan besar dibuat oleh raja dari wangsa Sailendra yang menjelaskan tentang pemberian gelar Visnu Sesawarimadawimathana untuk Sri Maharaja.
3. Prasasti Palas Pasemah
Isi dari prasasti ini menjelaskan tentang kutukan dari orang yang tidak mau tunduk dengan kekuasaan Sriwijaya. Jika dilihat dari aksara, Prasasti Palas Pasemah ini diduga berasal dari abad ke-7 Masehi.
4. Prasasti Hujung Langit
Prasasti Hujung Langit merupakan Prasasti dari Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan pada sebuah desa bernama Desa Haur Kuning, Lampung dan juga ditulis dalam bahasa Melayu Kuno serta aksara Pallawa. Isi dari prasasti ini tidak terlalu jelas sebab kerusakan yang terjadi sudah cukup banyak, namun diperkirakan berasal dari tahun 997 Masehi dan isinya tentang pemberian tanah Sima.
5. Prasasti Telaga Batu
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya selanjutnya adalah prasasti telaga batu. Prasasti Telaga Batu ditemukan di kolam Telaga Biru, Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang tahun 1935 yang berisi tentang kutukan untuk mereka yang berbuat jahat di kedautan Sriwijaya dan kini disimpan pada Museum Nasional Jakarta.
6. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti Kedukan Bukit ditemukan tanggal 29 November 1920 oleh M. Batenburg di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, lebih tepatnya di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi.
7. Prasasti Talang Tuwo
Prasasti yang disebut dengan Talang Tuwo ini berisi tentang doa dedikasi yang menceritakan aliran Budha yang dipakai pada masa Sriwijaya kala itu merupakan aliran Mahayana dan ini dibuktikan dengan penggunaan kata khas aliran Budha Mahayana seperti Vajrasarira, Bodhicitta, Mahasattva serta annuttarabhisamyaksamvodhi.
8. Prasasti Leiden
Prasasti Leiden juga menjadi peninggalan bersejarah Kerajaan Sriwijaya yang ditulis pada lempengan tembaga dalam bahasa Sansekerta serta Tamil dan pada saat ini Prasasti Leiden ada di museum Belanda dengan isi yang menceritakan tentang hubungan baik dari dinasti Chola dari Tamil dengan dinasti Sailendra dari Sriwijaya, india Selatan.
9. Prasasti Berahi
Prasasti Berahi ditemukan oleh Kontrolir L.M. Berhout tahun 1904 di tepi Batang Merangin, Dusun Batu Bersurat, Desa Karang Berahi, kecamatan Pamenang, Merangin, Jambi.
10. Candi Muara Takus
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya selanjutnya adalah Candi Muara Takus. Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau, Indonesia
11. Candi Muaro Jambi
Kompleks Candi Muaro Jambi merupakan kompleks candi terluas di Asia Tenggara yakni seluas 3981 hektar dan kemungkinan besar adalah peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya serta Kerajaan Melayu.
12. Candi Bahal
Candi Bahal, Candi Portibi atau Biaro Bahal merupakan kompleks candi Buddha dengan aliran Vajrayana yang ada di Desa Bahal, kecamatan Padang Bolak, Portibi, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara.
13. Gapura Sriwijaya
Gapura Sriwijaya terletak di Dusun Rimba, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. Dalam situs Gapura Sriwijaya ini terdapat 9 Gapura akan tetapi sampai saat ini baru ditemukan sebanyak 7 gapura saja.
Ещё видео!