Sejak pandemi melanda, penggunaan masker mulai dianjurkan oleh badan kesehatan dunia WHO.
Sayangnya, masih banyak orang yang mengabaikannya dengan berbagai alasan.
Salah satunya adalah merasa tidak nyaman menggunakan masker dan mengaku sesak nafas saat menggunakannya.
Padahal, penelitian membuktikan masker tetap mampu menjaga pasokan oksigen yang masuk dengan normal.
Peneliti meyakinkan manfaat masker jauh lebih besar daripada rasa tidak nyaman sesaat yang dialami para pengguna.
Melansir Reuters, para peneliti memastikan masker tidak membatasi aliran oksigen ke paru-paru, bahkan pada orang dengan penyakit paru-paru yang parah.
Mereka menguji efek memakai masker bedah pada 15 dokter sehat dan 15 veteran militer dengan paru-paru yang rusak parah. Selama penelitian semuanya diminta melalukan jalan cepat selama enam menit.
Kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah diukur sebelum dan sesudah tes jalan kaki. Hasilnya, baik dokter yang sehat maupun para veteran militer tidak menunjukkan perubahan besar dalam pengukuran pertukaran gas setelah tes berjalan hingga 30 menit kemudian.
"Sebaliknya, masker dapat menyebabkan ketidaknyamanan dengan mengiritasi saraf wajah yang sensitif, menghangatkan udara yang dihirup, atau memicu perasaan klaustrofobia," ungkap hasil penelitian yang terbit melalui jurnal Thorax, Jumat (2/10).
Para peneliti tetap menganjurkan semua orang untuk rajin menggunakan masker karena telah terbukti memberikan manfaat bagi kesehatan di masa pandemi seperti ini.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindari kerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Ещё видео!