Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menekankan pentingnya aksesibilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan kemampuan literasi digital bagi perempuan dalam menghadapi era digital industri 4.0 serta menuju peradaban 5.0. Oleh karenanya, diharapkan para pemimpin perempuan dapat saling berjejaring dan menginspirasi perempuan lain melalui membuka akses menjangkau TIK dan literasi digital.
“Pandemi COVID-19 yang memberikan batasan fisik membuat penggunaan TIK menjadi semakin masif, dimulai dari sekolah daring, bekerja dari rumah, penggunaan aplikasi untuk layanan kesehatan, perbankan dan jaminan sosial. Peluang UMKM untuk dapat bertahan dan maju pada masa pandemi dan pasca pandemi juga adalah dengan memanfaatkan teknologi digital. Sayangnya, hingga hari ini perempuan masih mengalami ketimpangan dalam hal akses terhadap TIK dibandingkan laki-laki. Berdasarkan BPS (2019), persentase pengguna internet perempuan masih lebih rendah yakni 46,87 persen dibandingkan dengan laki-laki yaitu 53,13 persen,” ungkap Menteri Bintang dalam acara Rakernas II dan Munas I Perkumpulan Perempuan Pemimpin Indonesia.
Menteri Bintang menegaskan jika aksesibilitas TIK tidak dapat dibuka bagi perempuan di masa depan maka ketimpangan gender akan menjadi semakin luas. Oleh karenanya, partisipasi dari para pemimpin perempuan untuk dapat memberdayakan para perempuan dalam mengakses TIK menjadi sangat krusial.
Lebih lanjut, Menteri Bintang menyampaikan bahwa perempuan juga perlu memiliki literasi digital yang mumpuni agar mampu memproses berbagai informasi di dalam internet dengan bijak sehingga dapat memaksimalkan manfaat bagi dirinya sekaligus melindungi diri dan keluarganya dari bahaya internet, seperti Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).
#PDIPerjuangan
#bangunlahjiwadanbadannya
#DirgahayuMegawati
#MangrovePDIPG20
#MerawatPertiwi
#49TahunPDIPerjuangan
Ещё видео!