Masi Girit Abak yang dalam bahasa Mentawai artinya angkat sampan atau proses memindahkan sampan dari dalam hutan, menuju keluar perkampungan.
Pekerjaan berat yang tidak bisa hanya mengandalkan tenaga satu dua orang, tapi harus membutuhkan tenaga banyak orang untuk bisa menyelesaikan pekerjaan ini.
Sampan dengan ukuran besar, medan jalan yang tidak mudah, banyak ranting dan batang pohon, jalan berlumpur, licin, sungai-sungai kecil yang menjadi penghalang, membuat pekerjaan ini tidak mudah untuk dilakukan.
Inilah jejaki alam liar, melihat proses gotong royong masyarakat dusun Tubeket Kepulauan Mentawai.
Perjalanan dari kampung menuju hutan kurang lebih 40 menitan, cuaca hari ini alhamdulilah cukup bersahabat, walaupun begitu kondisi jalur yang akan menjadi medan lintas kami masih basah dan berlumpur, akibat hujan di hari-hari sebelumnya.
Dalam perjalanan saya berharap bisa menemukan hewan-hewan kecil yang hidup didalam hutan ini, namun kayaknya mereka malu untuk menampakkan diri mereka.
Kalau mau lihat pekerjaan yang kompak namun butuh tenaga ekstra, saya rasa disinilah tempatnya, pekerjaan yang harus butuh kesabaran dan kehati-hatian yang luar biasa.
Pekerjaan ini melibatkan hampir seluruh semua elemen masyarakat, khususnya para lelaki Dusun Tubeket Kepulauan Mentawai.
Untuk itu pastinya harus butuh makanan fan minuman, dalam hal ini yang bertugas sebagai penyedia makanan dan minuman adalah orang yang memiliki sampan, pemilik sampan harus membawa semua bakal makanan dan minuman untuk seluruh masyarakat yang ikut gotong royong.
Biasanya makanan yang disediakan adalah lamang, yaitu nasi yang dimasak didalam bambu kemudian dibakar, rasa nasinya seperti nasi uduk dan untuk minumnya sendiri adalah kopi atau teh, ini sudah menjadi khas makanan dan minuman yang selalu disiapkan, untuk acara gotong royong di kepulauan Mentawai.
Setelah makan dan minum selesai, kami langsung bersiap untuk mulai menarik sampan, sebelumnya sampan akan diikat dulu dengan tali rotan yang diambil langsung dari hutan ini, setelah itu baru kita bisa mulai menarik sampannya.
Dalam proses gotong royong ini, kami harus membagi kelompok menjadi 2, ada yang dibagian depan sebagai tenaga utama untuk menarik sampan dan ada yang dibagian belakang untuk mendorong sampan.
Kelompok bagian depan untuk penarikan biasanya lebih banyak jumlah anggotanya, karena tentu ini lebih berat dan yang dibagian belakang sebaliknya lebih sedikit.
Sedikit demi sedikit sampan mulai bergeser dari setiap lintas yang sudah kami buat, jalur lintasan sampan harus diletakkan batang-batang kayu yang berukuran sedang untuk memudahkan lintasan sampan.
Tujuan kami adalah sampan harus sampai ke sungai, dengan begitu pekerjaan selanjutnya lebih mudah, tinggal mengikuti lintasan air sungai yang mengalir, namun begitu tetap saja sampan masih tetap ditarik karena sungai masih memiliki beberapa jalur yang dangkal.
Namun begitu sudah lebih mudah dibandingkan ketika melewati jalur tanah, sehingga ketika sampan sampai disungai maka kelompok yang lain akan pulang lewat darat dan berpisah dengan kelompok yang melewati sungai dengan mengawal sampan.
Disini saya belajar banyak, benar kata pepatah bahwa "berat sama dipikul ringan sama dijinjing" bersatu kita teguh bercerai kita runtuh" terima kasih Mentawai dan seluruh masyarakatnya yang sangat luar biasa.
Pengalaman serta keramahan masyarakat Mentawai membuat saya tidak merasa seperti orang asing, melainkan adalah bagian dari keluarga mereka.
Terimakasih atas pelajaran sangat berharga yang telah diberikan, semoga dilain kesempatan tuhan memberikan kesempatan untuk berjumpa kembali.
Ещё видео!