Berikut arti kata perkata dari lirik versi bahasa Indonesianya, tentu kalau dipahami secara letterlijk maka akan kesulitan mengaitkan arti bait perbait dari syair lagu tersebut. Kadang memang kita tidak mampu memahami sebuah susunan bahasa secara kata perkata, namun “rasa” dari lagu itu bisa kita baca dan kita terjemahkan lewat instuisi. Ya tentu ini akan sulit untuk dimengerti kecuali bagi orang yang merasakan sendiri.
Nunggang rososa ngener ing panggayuh
lunging gadung mrambat krambil gading
gegondel witing roso pangroso
nyancang jadi wasanane
Mbrebes mili banyu saking langit
tibeng kedung lumembak ing pangkon
anut nyemplung lelakon ngaurip
cumemplung roso atiku
Candrane wong nglangi
ing tlogo nirmolo
candrane kumambang
ing sendang sumolo
Solan-salin slagane manungsa
empan papan sasolah bawane
esuk sore rina sawengine
ajur-ajer njing kahanan
tan lyan gegondelan
Tarlen mung wit krambil gading
(Naik pada rasa hanya untuk menuju harapan
Akar pohon gadung merambat di pohon kelapa gading
berpegangan pada batang kesadaran rasa
dan akhirnya menjadi tali kehidupan
Air dari langit deras menetes
jatuh ke dalam kedung beriak di pangkuan
ikut terjun dalam cerita kehidupan
tenggelam dalam kesadaran hatiku
seperti orang yang berenang
di danau nirmala
seperti orang yang mengambang
di telaga Sumala
Wajah-wajah manusia selalu berubah
tergantung pada waktu, tempat, dan tingkah polah manusia
pagi, sore, siang, dan malam
berubah-ubah sesuai kondisi dan keadaan
tiada tempat bersandar
kecuali pohon kelapa gading)
