TRIBUN-VIDEO.COM, TARAKAN – Satu kasus demam berdarah (DBD) ditemukan di RT 1 Kelurahan Gunung lingkas. Dinkes Kota Tarakan bekerja sama dengan Puskesmas Gunung Lingkas bergerak cepat melakukan fogging atau penyemprotan di lokasi positif DBD, Jumat (2/9/2022) sore tadi.
Kegiatan fogging dimulai pukul 16.00 WITA khususnya di area RT 1. Pantauan TribunKaltara.com, butuh waktu setengah jam menyelesaikan fogging di wilayah tersebut.
Sajianto, Penanggung Jawab Fogging untuk seluruh wilayah Tarakan yang ditunjuk Dinkes Tarakan mengungkapkan, untuk kegiatan fogging hari ini pihaknya menerapkan sistem siklus dan tidak hanya berfokus pada satu RT.
“Jadi fokus itu siklus. Siklus di RT 1 kejadian, dan bisa ke RT lain. Siklus di sini dimana titik tengah, dan bisa melebar diambil semua wilayah,” urai Sajianto.
Di RT 1 sendiri hari ini dijelaskannya, informasi yang diterima pihaknya dari Puskesmas Gunung Lingkas tercatat ada satu kasus mengalami penyakit DBD.
“Ada satu kasus, dan yang tahu dari pihak puskesmas. Kami hanya dikabari hari ini harus fogging. Misal ada satu kasus dan di sekitarnya juga ada yang panas, itu langsung juga di-foggging,” urai Sajianto.
Ia melanjutkan, untuk fogging kali ini dikerahkan sebanyak tiga petugas. Sebelumnya sejak pukul 14.00 WITA siang tadi, pihaknya sudah melakukan fogging di RT 7, RT 59, RT 1 Karang Anyar, RT 8 Kelurahan Lingkas Ujung, RT 1 Gunung Lingkas, RT 25 Pamusian, dan RT 5 Mamburungan dan di Karungan.
“Hari ini serentak dilakukan sejak siang tadi. Kami berpindah-pindah lokasi. Dari sini mobile ke RT 25 Pamusian. Standar fogging bergantung lokasi kepadatan penduduk,” urainya.
Di RT 1 sendiri sore tadi dilakukan sekitar 30 menit sudah selesai karena penduduk tidak begitu padat. Selanjutnya minggu depan pihaknya akan kembali ke lokasi yang sama untuk melakukan peyemprotan fogging.
“Kalau ditanya waktu khusus tidak ada. Jadi kalau pagi, pukul 08.0 WITA sampai pukul 11.00 WITA. Siang dari pukul 14.00 WITA sampai pukul 18.00 WITA,” urainya.
Pantauan TribunKaltara.com, biasanya fogging yang dilakukan mengeluarkan asap tebal. Namun hari ini tidak tampak keluar asap tebal.
Sajianto menjelaskan, fogging kali ini yang keluar dari alat bukan asap melainkan kabut. Bahan utama yang digunakan air dicampur Kaotrin yang berfungsi mematikan induk nyamuk.
“Kalau asap itu, bahannya campurannya solar dan itu tergantung obatnya. Kalau obatnya itu obat harus campuran air ya pakai campuran air,” ungkap Sajianto, pria yang juga menjabat sebagai staf di Kecamatan Tarakan Utara.
Adapun bahannya diadakan dari Dinkes Tarakan untuk bahannya. Karena diakui semua yang digunakan hari ini diadakan dari Dinkes Tarakan.
“Kami tenaga yang dipakai terlatih sudah bertahun-tahun. Saya turun ini memantau karena harus diawasi dan memang ini bisa menghasilkan api. Seharusnya kelihatan api keluar makanya jangan sampai terkena barang mudah terbakar, gorder misalnya,” urainya.
Sehingga semua petugas fokus di beberapa bagian luar rumah warga dan bagian belakang rumah serta drainase dan bagian lokasi air menggenang.
“Bisa masuk dalam rumah kalau yang punya rumah minta. Kalau tidak berkenan kami dari luar. Jangan sampai masuk sembarangan di dalam rumah,” jelasnya.
Sementara untuk memusnahkan jentik nyamuk lanjutnya bisa menggunakan abate yang didapat dari puskesmas. Lebih jauh Sajianto mengungkapkan, pihaknya sendiri diminta melakukan fogging oleh puskesmas ketika ada kasus.
“Kebetulan hari ini orang puskesmas masih ada kerjaan tidak bisa hadir, saya turun bantu memantau. Sudah koordinasi dengan pihak puskesmas dan koordinasi dengan pihak RT,” pungkasnya. (*)
Penulis: Andi Pausiah
Ещё видео!