GROBOGAN, KOMPAS.TV - Bantuan langsung tunai atau BLT di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, diduga dipotong Rp 100.000. Dari penelurusan polisi diketahui pemotongan dana BLT dilakukan untuk pembangunan masjid.
Sebanyak 20 warga penerima manfaat BLT diperiksa di Mapolsek Wirosari. Mereka mengaku menyetorkan uang Rp 100.000 kepada salah satu kepala dusun di Desa Tambahrejo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, setelah menerima BLT sebesar Rp 300.000 per bulan, dan telah berlangsung sejak Januari lalu.
"Mboten di musyawarake riyen (Tidak di musyawarahkan dulu). Langsung ken motong 100 kangge mbagun (langsung di suruh motong 100 untuk mbangun). Kangge mbangun nopo kulo mboten ngertos (untuk membangun apa saya tidak tahu). Langsung ngeterke ke Pak Kadus (langsung memberikan ke Pak Kadus)," kata Rukiyem, warga penerima BLT.
Camat Wirosasi telah meminta keterangan dari Kepala Dusun Tambahrejo dan perangkat desa yang diduga memotong BLT. Namun, kepala desa tidak mengakui telah terjadi pemotongan BLT oleh perangkat desa. Dari hasil pemeriksaan polisi, setelah menerima BLT ada penyerahan Rp 100.000 dari warga untuk pembangunan masjid dan telah terkumpul Rp 18 juta.
"Endak pemotongan mas. Ya selebihnya saya memang enggak tahu itu," jelas Suwarti, Kepala Desa Tambahrejo.
"Alurnya uang tesebut diterimakan secara penuh. Kemudian dari kepala dusun ada imbauan untuk pembangunan masjid. Kemudian dari warga inisiatif untuk menyumbang. Itu yang kita temukan berdasarkan hasil pemeriksaan. Namun, setelah ada informasi tersebut, kita arahkan dan kita perintahkan untuk dikembalikan, dan itu sudah dikembalikan," ungkap AKBP Benny Setyowadi, Kapolres Grobogan.
Pihak kepolisian menyerahkan pihak-pihak yang terlibat pemotongan dana BLT kepada Inspektorat Kabupaten Grobogan, untuk dilakukan pembinaan kepada kepala dusun dan perangkat desa.
#pemotonganblt #grobogan #desatambahrejo
Artikel ini bisa dilihat di : [ Ссылка ]
Ещё видео!