Bismillah
Bagaimanakah posisi duduk tahiyyat pada shalat yang dua raka’at, seperti Shubuh, Jum’at, shalat sunnah, tarawih dan witir? Apakah seperti halnya tahiyyat awal atau tahiyyat akhir pada shalat empat raka’at ?
Jawaban
Apabila shalat hanya dua raka’at, baik shalat fardhu (seperti halnya shalat Shubuh) maupun shalat sunnah yang hanya ada satu tasyahud (tahiyyat), maka duduk yang disunnahkan ialah duduk iftirasy. Yaitu seperti duduk pada tasyahud awal pada shalat yang lebih dari dua raka’at. Hal ini dijelaskan dalam hadits ‘Aisyah رضي الله عنها yang berbunyi :
وَكَانَ يَقُولُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ التَّحِيَّةَ وَكَانَ يَفْرِشُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَيَنْصِبُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى
Dahulu Rasulullahﷺ mengucapkan at-tahiyyat pada setiap dua raka’at dan duduk iftirasy. [HR Muslim].
Dalam kitab Sifat Shalat Nabiﷺ, halaman 156, Syaikh al-Albani رحمه الله menjelaskan: “Kemudian Nabiﷺ duduk untuk tasyahud setelah selesai dari raka’at kedua. Apabila shalatnya dua raka’at, seperti Shubuh, maka beliauﷺ duduk iftirasy sebagaimana duduk antara dua sujud”.
Syaikh al-Albani رحمه الله juga berkata, penulis (Sayyid Sabiq, Red.) belum menjelaskan cara duduk dalam tasyahud pada shalat yang dua raka’at seperti Shubuh, apakah duduk iftirasy sebagaimana pendapat Ahmad, ataukah duduk tawaruk seperti pendapat asy-Syâfi’i?
Menurut saya, yang benar ialah yang pertama karena hadits Wa’il bin Hujrin رضي الله عنه, ia berkata :
أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَأَيْتُهُ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ … وَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ أَضْجَعَ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُمْنَى وَنَصَبَ أُصْبُعَهُ لِلدُّعَاءِ وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى
“Aku pernah mendatangi Rasulullahﷺ , lalu aku melihat beliauﷺ mengangkat kedua tangannya apabila membuka shalat … Dan ketika duduk pada dua raka’at, beliauﷺ menduduki kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya, meletakkan tangan kanannya pada paha kanannya dan menegakkan jemarinya untuk doa, dan meletakkan tangan kirinya di atas paha kirinya”. [HR an-Nasa`i, 1/173 dengan sanad shahîh].[Tamamul-Minnah, hlm. 223.]
Wallahu a’lam.
Referensi : [ Ссылка ]
Ещё видео!