Presiden Joko Widodo memastikan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi BRICS yang digelar di Johannesburg, Afrika Selatan, 22-24 Agustus 2023. Presiden menyebut akan membawa ”Semangat Bandung” di pertemuan itu. Semangat Bandung yang dimaksud Presiden adalah hasil Konferensi Asia Afrika 1955 yang disebut sebagai Dasasila Bandung. Isi Dasasila Bandung, antara lain, menghormati hak-hak dasar manusia serta tujuan dan asas di piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Minggu (20/8/2023), mengatakan, kehadiran Presiden Jokowi di KTT BRICS adalah untuk memenuhi undangan tuan rumah, Afrika Selatan, yang merupakan negara sahabat Indonesia.
BRICS adalah blok kerja sama ekonomi yang meliputi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. BRICS mencakup 43 persen populasi dunia dan 16 persen perdagangan global. Seiring dunia yang multipolar, blok ini terus mengonsolidasikan diri sebagai kekuatan geopolitik dan geoekonomi baru untuk mengimbangi negara-negara Barat.
Semua kepala pemerintahan BRICS dijadwalkan hadir di Johannesburg, kecuali Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan hadir secara virtual. Sejak 2017, saat KTT BRICS di China, nama Indonesia santer disebut sebagai calon anggota blok ini. Hingga menjelang keberangkatannya ke Afrika, Presiden tak menyebutkan apakah Indonesia akan bergabung dengan BRICS atau tidak.
Lebih dari 40 negara dikabarkan ingin bergabung dengan BRICS, antara lain Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Argentina, Bolivia, Mesir, Kuba, dan Kazakshtan. Indonesia juga disebut-sebut tertarik untuk ikut di dalam kerja sama ini meski Pemerintah Indonesia belum menyatakan sikap resminya.
Negara-negara berkembang yang tertarik bergabung ke BRICS menilai bahwa blok ekonomi itu menjadi alternatif kerja sama global dari tatanan yang selama ini didominasi oleh Barat. Negara-negara itu tidak puas terhadap tatanan global. Sentimen ini menguat saat pandemi Covid-19 karena terjadi ketimpangan akses vaksin antara negara kaya dan negara miskin-berkembang.
Dinna Prapto Rahardja, pengamat hubungan internasional dari lembaga Synergy Policies, mengatakan, mengenai masalah keanggotaan, masih ada tarik ulur antara negara-negara anggota BRICS itu sendiri. China dan Afrika Selatan ingin mengembangkan keanggotaannya. Akan tetapi, India masih resistan. India beralasan bahwa penambahan anggota harus berdasarkan kejelasan kriteria keanggotaan yang akan dituju, terutama bila BRICS ingin menjadi penyeimbang poros ekonomi Barat.
Kepala Departemen Hubungan Internasional FISIPOL UGM Nur Rachmat Yuliantoro, Senin (21/8/2023), menyebut, munculnya BRICS adalah bagian dari tren yang berkembang dalam hubungan internasional, yaitu multilateralisme. Melalui berbagai forum multilateral, negara-negara berusaha memanfaatkan hubungan baik satu antara mereka untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya.
#brics
#jokowi
#indonesia
=====================================
Simak kumpulan video berita Harian Kompas: [ Ссылка ]
Info langganan harian Kompas & www.kompas.id:
[ Ссылка ]
Subscribe Youtube Harian Kompas: [ Ссылка ]
Ikuti media sosial Harian Kompas
Twitter: [ Ссылка ]
Facebook: [ Ссылка ]
Instagram: [ Ссылка ]
Jokowi Hadiri KTT BRICS, Sinyal Bergabung?
Теги
VideoVideo BeritaHarian KompasNewsAktualTerkiniTerbarubricsindonesiajokowiberita terkiniberitaberita terbaruberita viralberita updateinternasionalberita internasionalberita videointernationalberita hari iniportal beritaberita duniaeksklusifBerita TerkiniViralBerita terbaruTrendingPopulerBerita UpdateTop NewsNews UpdateBerita Harian KompasBerita Hari Ini