TRIBUN-VIDEO.COM, Pulogadung -- Aristawidya Maheswari (15) merupakan seorang anak yatim piatu alumni SMPN 92 Jakarta. Kini, masa depan anak Arista saat ini berada di ujung tanduk.
Pasalnya, hingga kini Arista yang tinggal bersama nenek dan kakeknya di Rusun Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur ini, belum terdaftar di SMA Negeri mana pun.
Pemicu utamanya diakibatkan karena faktor usia yang menjadi acuan utama PPDB jalur zonasi. Siswi yang hari ini berusia 15 tahun 8 bulan 3 hari tersebut, kalah saing dengan anak-anak yang memiliki umur lebih tinggi darinya.
"Masalahnya itu karena zonasi pakai faktor usia, harusnya kan yang namanya zonasi itu berdasarkan zona, bukan umur," tutur Arista di kediamannya, Kamis (2/7/2020).
Sebanyak 6 sekolah dijajal Arista melalui jalur zonasi, di antaranya SMAN 12, 61, 36, 59 dan 53, namun semuanya tak lolos hingga detik terakhir pendaftaran ditutup. Harapannya patah lantaran terbentur usia.
Tak putus asa, Arista bersama relawan PPDB Jakarta didamping Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengadukan nasib ribuan siswa ke Komisi X DPR RI.
"Mereka mau menjembatani ke Kementerian Pendidikan untuk mengusulkan agar PPDB 2020 dibatalkan, masih nunggu hasilnya seperti apa," ucapnya.
Padahal, Arista tergolong sebagai siswi yang berprestasi di bidang seni lukis. Karya-karya mendapatkan banyak pengakuan yang dibuktikan dengan torehan 700 lebih penghargaan, mulai dari tingkat kelurahan, hingga Nasional.
Beberapa penghargaan yang membuatnya bangga adalah saat meraih Juara III Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional dan Juara 1 festival lomba Kementerian Perhubungan saat duduk di bangku SD.
Segudang prestasi yang diraih Arista membuatnya sering berfoto dengan para pejabat negara, di antaranya Mantan Presiden Ke-3 BJ Habibie, Mantan Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Istri SBY Ani Yudhoyono, Mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo dan yang teranyar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (abs)
Sementara itu, nenek Arista yakni Siwi Purwanti (60) menjelaskan dirinya bersama suami yang tak bekerja, terbentur masalah ekonomi.
Oleh sebab itu, keduanya merasa berat membiayai Arista yang jadi yatim piatu sejak umur 2 tahun.
"Kalau sekolah swasta mahal, sementara sehari-hari kami dibantu orang lain," ungkap Siwi.
Tak ingin memberatkan beban nenek dan kakeknya, Arista pun lebih memilih untuk menunda masa studinya dan kembali mendaftar masuk sekolah negeri di tahun depan. (abs)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul VIDEO: Begini Curhatan Arista, Yatim Piatu Berprestasi yang Gagal Masuk SMA Negeri Gara-gara PPDB, [ Ссылка ].
Penulis: Rangga Baskoro
Editor: Ahmad Sabran
Ещё видео!