KABARBURSA.COM - Menurut laporan terbaru dari Kementerian Keuangan, penerimaan cukai hasil tembakau mengalami penurunan mencolok pada bulan Mei 2024, turun hampir 12,6 persen menjadi Rp81,1 triliun. Hal ini mencerminkan lanjutan dari tren penurunan sejak tahun 2023, meskipun pemerintah telah menerapkan kebijakan relaksasi terhadap penundaan pelunasan cukai. Sektor rokok, khususnya rokok golongan tiga yang lebih terjangkau, menjadi faktor utama penyebab penurunan ini. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, banyak produsen rokok beralih ke segmen rokok murah, yang memiliki tarif cukai lebih rendah. Meskipun tujuan pemerintah untuk mengendalikan konsumsi rokok telah mencapai hasil, pergeseran dalam pola produksi rokok dan maraknya perdagangan rokok ilegal menjadi tantangan tersendiri.
Kebijakan tarif cukai hasil tembakau telah menjadi fokus utama dalam upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah perokok dan mempengaruhi produksi rokok di Indonesia. Sejak tahun 2009, tarif cukai ini terus mengalami kenaikan rata-rata 10 persen setiap tahunnya, dengan tujuan utama untuk mengurangi prevalensi perokok di tengah masyarakat. Namun, meskipun kebijakan ini telah berhasil menekan produksi rokok dari golongan pabrik besar, terjadi fenomena yang berlawanan yaitu peningkatan produksi rokok murah dari golongan pabrik kecil. Hal ini telah semakin memperburuk masalah dengan semakin maraknya rokok murah dan ilegal di kalangan masyarakat, terutama golongan masyarakat miskin dan anak muda.
Sebagai regulator, pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam mengatur kebijakan tarif cukai hasil tembakau. Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada kehidupan sehari-hari perokok, tetapi juga mempengaruhi berbagai aspek industri tembakau mulai dari produksi, penjualan, pengiriman, hingga pemasaran dan distribusi. Peningkatan tarif cukai hasil tembakau belakangan ini telah menimbulkan berbagai dampak kompleks. Di satu sisi, kebijakan ini berdampak langsung pada kesejahteraan petani tembakau di Indonesia. Penyesuaian harga hasil tembakau akibat kenaikan cukai dapat mengancam pendapatan petani, yang bergantung pada hasil panen mereka.
Penerimaan negara dari cukai hasil tembakau bukanlah angka receh, melainkan mencapai dua ratusan triliun rupiah. Namun, saat ini pemerintah menghadapi tantangan besar dalam misi menekan prevalensi merokok di masyarakat. Di studio hari ini, kita berkesempatan untuk berbicara langsung dengan Yunila Wati, Redaktur Kabar Bursa dot kom yang juga dikenal sebagai penulis artikel terpopuler mengenai tantangan penerimaan cukai rokok yang terus menurun.
Selengkapnya dalam Kabar Bursa Hari Ini, Senin, 1 Juli 2024. Jangan lewatkan berita ekonomi terkini, analisis pasar saham, investasi dan inspirasi bisnis di [ Ссылка ]
Kabarbursa.com adalah portal berita finansial PT Kabar Bursa Indonesia yang merupakan bagian dari jaringan PT Kabar Grup Indonesia atau KGI Network. Kabarbursa.com menyajikan berita ekonomi terkini, analisis mendalam, investasi dan inspirasi bisnis.
Jangan lupa klik like, subscribe dan klik lonceng untuk notifikasi KABAR BURSA HARI INI
Kamu juga bisa mengunjungi media sosial Kabar Bursa:
Kabarbursacom
Instagram:
[ Ссылка ]
Facebook:
[ Ссылка ]
Tiktok:
[ Ссылка ]
LinkedIn:
[ Ссылка ]
Kabarbursa Crypto
Facebook:
[ Ссылка ]
Instagram:
[ Ссылка ]
LinkedIn:
[ Ссылка ]
X:
[ Ссылка ]
Youtube
KABAR BURSA HARI INI:
[ Ссылка ]
KB60:
[ Ссылка ]
Capitalk-Kabarbursa:
[ Ссылка ]
Spotify
KABAR BURSA HARI INI
[ Ссылка ]
Bursa 60
[ Ссылка ]
#Rokok #Menkeu #SriMulyani #Cukai #CukaiRokok #Ekonomi #TitaniumInvestor
Ещё видео!