Lokomotif CC206 merupakan lokomotif jenis diesel elektrik yang bisa dikatakan terbaru di Indonesia.
Sejak awal kedatangannya pada tahun 2013, lokomotif ini segera menguasai berbagai jalur kereta di Jawa dan Sumatra.
Selain tenaga dan teknologi yang relatif baru, jumlahnya juga sangat banyak, sehingga mudah dijumpai di banyak wilayah.
Lokomotif dengan model pabrikan GE CM20EMP ini digunakan untuk berbagai jenis kereta api, mulai dari kereta penumpang andalan, seperti KA kelas Argo dan kereta penumpang rangkaian panjang, ia juga menarik KA kelas ekonomi, dan juga kereta barang.
Bahkan di Sumatra, lokomotif bertenaga 2250 daya kuda ini juga berdinas sebagai KA Batubara Rangkaian Panjang alias Babaranjang. Dalam edisi kali ini, kita akan mengenal lebih dekat lokomotif termuda di Indonesia ini. Selamat menyaksikan. Salam sepur!
CC206 merupakan lokomotif kedua setelah loko seri CC200 dalam keluarga lokomotif jenis CC atau loko dengan dua bogie dengan enam penggerak, yang memiliki kabin ganda.
Hal ini dimaksudkan agar lokomotif tidak perlu diputar di turn table alias meja putar sebelum beroperasi, maupun ketika tengah beroperasi. Kelebihan lainnya, ia menjadi lokomotif ketiga setelah CC204 dan CC205 yang memiliki sistem komputerisasi di sistem kendalinya. Juga, ia dilengkapi meja layan berbentuk panel yang dilengkapi layar datar. Untuk tahu isi kabin C206, kita ambil sampel dari alat simulasi di BPTT ini ya. Cukup mirip koq.
Lokomotif berbobot 90 ton ini mulai didatangkan pada 2013 sebanyak 100 unit.
Kemudian, menyusul pada 2015 datang lagi dari pabrikannya di Amerika Serikat sebanyak 50 unit, dengan rincian 39 unit tiba tepat waktu tahun itu, dan 11 unit tiba pada 2016. Hal ini menjadikan ada 3 angkatan lokomotif CC206 dengan jumlah total 150 unit. Jumlah ini melampaui jumlah lokomotif CC201 yang saat ini sebanyak 131 unit. Selain menjadi paling baru, iapun menjadi lokomotif terbanyak di Indonesia.
Proses pengadaan lokomotif CC206 dimulai dengan perakitan di pabriknya di General Electric Transport di Amerika Serikat.
Selanjutnya, lokomotif dikapalkan dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Lokomotif ini kemudian dikirim ke Balai Yasa Yogyakarta untuk menjalani proses lebih lanjut, berupa pemasangan bogie produksi PT Barata Indonesia. Pengirimannya dari Jakarta sendiri pun cukup unik. Setiap unit lokomotif dikirim dengan truk khusus, melintasi jalur utara Jawa, hingga akhirnya tiba di Yogya. Karena gerakannya yang lambat dengan beban superberat, iring-iringan pengiriman ini biasanya masuk kota Jogja pada malam hari, agar tidak memicu kemacetan. Seperti yang saya rekam pada 2015 ini. Rombongan lokomotif tiba di Kota jelang tengah malam.
Setelah tiba di Balai Yasa Yogyakarta, selanjutnya ia menjalani pemasangan bogie, pengisian oli dan bahan bakar serta perangkat lainnya, serta pengujian.
Ada beberapa jenis pengujian yang dilakukan Balai Yasa Yogyakarta. Setelah lokomotif selesai dirakit dan diisi keperluan bahan bakarnya, lokomotif kemudian dinyalakan mesinnya dan dipacu dengan putaran mesin tinggi, tanpa bergerak. Ini disebut sebagai uji statis. Bila tidak ditemukan masalah pada uji statis, lokomotif kemudian menjalani uji jalan perdana di jalur tes balai Yasa. Lokomotif harus melaju bolak-balik di jalur tes sepanjang sekitar 800 meter ini sampai beberapa kali. Ini disebut uji dinamis.Bila lokomotif pendahulunya seperti CC201 hingga CC204 selesai menjalani uji dinamis, biasanya lokomotif tersebut dirangkai dengan KA penumpang reguler, dan diuji sampai ke Solo. Namun, untuk lokomotif CC206 yang baru datang ini prosesnya berbeda.
Tiga unit lokomotif CC206 menjalani uji beban dari Stasiun Wates di Kulonprogo, menuju ke stasiun Jenar di Purworejo.
Rangkaian ini juga menarik kereta dan melalui medan jalan rel yang berkelok dan terdapat banyak tanjakan. Hal ini dimungkinkan untuk menguji kemampuan lokomotif baru ini.Proses pengujian lintas loko CC206 dimulai dengan pengiriman tiga unit ke wates secara bergantian. Tiga lokomotif ini tidak boleh jalan bersamaan karena ada beberapa jembatan yang belum memungkinkan tiga lokomotif melintas bersamaan. Sehingga, satu lokomotif dikirim terlebih dahulu, kemudian disusul rangkaian tes beban dengan dua lokomotif. Di stasiun Wates, tiga lokomotif kemudian dirangkaikan, dan bolak balik dari wates menuju ke jenar beberapa kali. Ini menjadi pemandangan unik yang cukup langka, dimana terdapat perangkaian tiga lokomotif di Jawa. Setelah proses pengujian selesai, pemulangannya ke Balai Yasa juga layaknya pemberangkatan. Satu unit loko dilepas, kemudian dikirim berjalan sendirian, disusul rangkaian dengan dua lokomotif.Setelah dirasa cukup dan sesuai standar pengujian, lokomotif pun siap berdinas, menarik berbagai kereta di jalur utama rel di Jawa dan Sumatra.
Oh iya, oleh sebagian pecinta kereta api, lokomotif ini dijuluki puongs. Kenapa? Ini alasannya.
Suara klaksonnya yang seperti memiliki delay juga memiliki karakter yang berbeda dari para pendahulunya.
SI PUONG Lokomotif Terbaru dan Terbanyak di Indonesia
Теги
Keretakereta apikereta api indonesiakereta indonesiaindonesian railwayindonesian trainvideo kereta apicc 206kereta terbarukereta 2020pt kailokomotif cc 206kereta ngebutsemboyan 35klakson lokomotifkereta terbaru indonesiavideo kereta api indonesiageneral electric transportationLoko PuongsLoko kabin gandaMikael RintoSejarah Kereta ApiUjicoba Kereta ApiPT Kereta Api IndonesiaMomen Langkage cm20emp locomotiveLoko CC206