Anggota kelompok 6, XI-3 :
1. Dini Ayu Mardiyah
2. Malodi Pajar Sitorus Pane
3. Muhammad Rifaldo Hidayat
4. Nabila Zahra
5. Salsa Aulia Dianti
6. Syawalia Safitri
1. Peristiwa sejarah Gedung Joang 45
Bangunan ini berdiri pada tahun 1938, sebagai sebuah penginapan bernama Hotel Schomper I yang dikelola oleh keluarga L.C. Schomper dari Belanda. Hotel tersebut diperuntukkan bagi para pejabat Belanda dan pribumi yang berdinas ke Jakarta (Safwan 1973). Pada masa Pendudukan Jepang, gedung ini beralih fungsi menjadi Kantor Jawatan Propaganda Jepang (Gunseikan Sendenbu) hingga Juli 1942. Sebab pada Juli 1942, kantor tersebut diberikan kepada pemuda Indonesia untuk menciptakan sebuah pusat pendidikan politik berupa asrama, yang sejalan dengan deklarasi Perdana Menteri Kuniaki Koiso pada 7 September 1944 terkait pemberian kemerdekaan dan berbagai langkah persiapannya kepada bangsa Indonesia. Asrama ini diberi nama Asrama Angkatan Baru Indonesia atau Asrama Menteng 31 (Safwan 1973).
Pada masa penjajahan Belanda, gedung ini digunakan sebagai markas militer Hindia Belanda. Namun, pada tanggal 19 September 1945, gedung ini menjadi tempat bersejarah di mana para pemimpin Indonesia, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan para tokoh nasionalis lainnya, mengadakan rapat rahasia. Pada rapat tersebut, dibahas rencana untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Gedung Juang 45 menjadi markas sementara pemerintah Indonesia. Di sinilah berbagai keputusan penting diambil untuk membangun negara yang merdeka, termasuk menyusun UUD 1945.
Sejak itu, Gedung Juang 45 menjadi salah satu simbol perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaannya dari penjajah. Hari ini, gedung ini telah dijadikan museum yang menyimpan artefak dan dokumentasi mengenai perjuangan kemerdekaan Indonesia, serta menjadi tempat bersejarah yang dikunjungi oleh banyak orang untuk menghormati jasa para pahlawan.
2. Di Gedung Juang 45 ini kita dapat menemukan beragam koleksi yang mencerminkan perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaannya. Koleksi-koleksi tersebut antara lain:
••Senjata-senjata dan peralatan militer: Termasuk senjata-senjata tradisional, senapan, pistol, dan perlengkapan militer lainnya yang digunakan oleh para pejuang kemerdekaan.
••Dokumen dan foto-foto sejarah: Berisi dokumen-dokumen penting, surat-surat, dan foto-foto yang mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
••Pakaian dan atribut pejuang: Seperti seragam, topi, dan atribut lain yang digunakan oleh para pejuang kemerdekaan.
••Artefak sejarah: Berbagai barang bersejarah seperti bendera-bendera perjuangan, medalion-medalion kehormatan, dan benda-benda lain yang memiliki nilai sejarah dan simbolis.
••Pameran audio-visual: Berisi dokumentasi-dokumentasi audio dan visual yang menggambarkan perjuangan kemerdekaan Indonesia, termasuk rekaman suara, video, dan rekaman perjalanan sejarah.
➡Semua koleksi tersebut membantu menghidupkan kembali dan mengenang perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan, serta menjadi pengingat akan nilai-nilai patriotisme dan semangat juang yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
3. Gedung Juang 45 memiliki makna yang sangat penting bagi Indonesia. Sebagai museum perjuangan, gedung ini menjadi simbol dari semangat dan pengorbanan para pahlawan Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari penjajah. Melalui koleksi-koleksi yang dipamerkan di dalamnya, museum ini mengajarkan nilai-nilai patriotisme, keberanian, persatuan, dan semangat juang kepada generasi muda Indonesia. Gedung Juang 45 juga menjadi tempat untuk mengenang dan menghargai perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan, serta sebagai pengingat akan pentingnya mempertahankan kemerdekaan dan menjaga persatuan bangsa. Dengan demikian, museum Gedung Juang 45 memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat identitas nasional Indonesia dan memupuk rasa cinta tanah air di kalangan masyarakat.
Ещё видео!