KOMPAS.TV - Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumatera Utara banyak disorot karena sejumlah masalah fasilitas venue.
Salah satu insiden terjadi di venue menembak di wilayah Mata Ie, Aceh Besar, di mana bagian atap ambrol dan talang air jatuh bersama plafon mengejutkan atlet dan official.
Kerusakan juga terjadi di venue basket, di mana jendela kaca pecah dan menimpa penonton saat pertandingan sedang berlangsung, sehingga pertandingan terpaksa dihentikan dan penonton diimbau untuk pindah.
Angin kencang disertai hujan melanda arena panjat tebing di kompleks Stadion Harapan Bangsa merusak tenda dan fasilitas lainnya.
Sebelumnya, akses ke venue voli di Deli Serdang juga ramai dikritik, namun perbaikan telah dilakukan.
Keluhan juga datang terkait asupan makanan untuk atlet, official, dan wasit.
Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Agus Fatoni, mengakui adanya kekurangan, tetapi menegaskan bahwa Pemprov Sumut dan panitia berusaha mengatasi masalah tersebut.
Berbagai keluhan ini menimbulkan kecurigaan adanya penyimpangan dana PON. Satgas pelaksanaan PON yang bekerja sama dengan Kejaksaan Agung dan Polri siap mengusut jika ada bukti penyimpangan.
Data dari Kemenpora menunjukkan bahwa penyelenggaraan PON menelan anggaran total Rp 3,94 triliun dengan Rp 2,2 triliun berasal dari APBN dan Rp 1,7 triliun dari APBD Aceh-Sumut.
Pengamat Sepak Bola, Mohamad Kusnaeni menilai bahwa infrastruktur di Aceh-Sumut belum siap untuk gelaran PON XXI.
Kusnaeni mengatakan bahwa infrastruktur di Pulau Jawa dinilai lebih siap untuk gelaran PON.
Ia juga mengatakan bahwa stadion atau venue untuk gelaran PON seharusnya sudah diuji coba 2 tahun sebelum event digelar.
Baca Juga Beberapa Kendala Jadi Sorotan, Menko PMK Evaluasi Pelaksanaan Pon XXI 2024 Aceh-Sumut di [ Ссылка ]
#pon #aceh #olahraga
Artikel ini bisa dilihat di : [ Ссылка ]
Ещё видео!