REPORTER: SRI WAHYUNIK, MALANG

Gotong Royong pun Tumbuh Kala Sopir Angkot Menyuarakan Tuntutan

"Memasuki hari ketiga, sopir angkot mogok beroperasi di Kota Malang. Pemogokan massal ini membuat sejumlah pihak kerepotan. Masyarakat pemakai angkot, salah satunya yang direpotkan ketika angkot tidak mau mengangkut penumpang. Dan fenomena ini mendorong tumbuhnya rasa kemanuasiaan dan gotong royong dari sesama. Walhasil, bermunculan kelompok relawan yang mengantar penumpang ke tujuan. Sepeda motor dan mobil dikerahkan untuk mendukung aksi ini".


SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Decky Hendarsono turun dari kursi sopir mobil Sabhara Polres Malang Kota, Rabu (8/3/2017). Di kursi belakang mobil terbuka itu, juga turun dua perempuan berjilbab. Decky bersalaman dengan keduanya, dan mengobrol sebentar.

Peristiwa itu terjadi di seputaran patung singa depan Stasiun Kota Malang. Usai mengobrol dan mengucapkan terimakasih, dua perempuan itu menuju stasiun.

Decky Hendarsono yang berpangkat AJun Komisaris Besar Polisi (AKBP) itu merupakan orang nomor satu di Polres Malang Kota alias kapolres. Ia mendadak menjadi sopir penumpang yang keleran hari ini.

Di sela-sela pemantauan wilayah kerjanya yang sedang dihadapkan pada aksi mogok sopir angkot, Decky dua kali pulang pergi mengangku penumpang. Ia memilih rute Stasiun Kota Malang - Terminal Landungsari. Sekitar pukul 10.00 Wib, ia mengakhiri 'pekerjaannya'. Setelah itu ia memantau situasi dan menggelar rapat dengan Wali Kota Malang M Anton dan Forpimda Kota Malang.

"Jadi relawan. Dua kali pulang pergi Stasiun Malang - Landungsari. Ternyata banyak penumpang di sepanjang jalur ini," ujar Decky.

Beberapa orang penumpangnya tahu bahwa ia seorang kapolres. Tak pelak, beberapa penumpang mengajaknya berfoto diri.

'Ya beberapa kali selfie. Di kendaraan selfie, turun ngajak foto," ujarnya sambil terkekeh. Ia mengaku senang bisa menjadi sopir dadakan karena sekaligus bisa menjadi contoh bagi orang lain ketika situasi Kota Malang seperti saat ini.

Ia berharap ada relawan lain yang mau menolong atau memberi tumpangan kepada warga yang kesulitan bepergian akibar mogoknya angkot.

Polres Malang Kota, lanjutnya, mengeluarkan sejumlah armadanya. Polres menerjunkan dua bus, tiga truk, juga beberapa mobil patroli. Decky menegaskan penyediaan armada ini akan dilakukan hingga aksi mogok sopir angkot selesai.

Ketika disinggung tentang rencana penindakan taksi online yang belum mengantongi izin, Decky mengatakan masih dibicarakan teknisnya. Ia tidak ingin penindakan yang dilakukan polisi malah menjadi bumerang karena menindak orang yang salah.

"Masih dibicarakan oleh tim, karena nantinya kan penindakan dilakukan oleh petugas gabungan," ujarnya.

Dua penumpang terakhir yang diangkut Decky adalah seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Zakiya Novi Erlinda dan sang kakak, Netilia. Neti hendak naik kereta api dari Stasiun Kota Malang, sedangkan sang adik mengantar.

"Tadi sempat nunggu lama tetapi tidak ada angkot. Mau pesen taksi online tidak jadi, khawatir juga kalau ngantar ke stasiun. Beruntung ada mobil polisi lewat dan ditanya mau kemana. Seru juga naik mobil terbuka polisi karena tidak pernah," ujar Lia sambil tertawa.

Kedua perempuan ini tidak tahu jika yang nyopiri mereka adalah kapolres Malang Kota. "Lho ya ta, owalah. Kami nggak tahu," ujar Novi.

свернуть