KOMPASTV - Ketersediaan dan harga minyak goreng (migor) pada April 2022 masih bergejolak. Sempat langka, kini stok mulai tersedia. Namun, harganya melambung tinggi jenis Migor Kemasan, dan langka jenis Migor curah. Ini terjadi sebagai buntut dicabutnya kebijakan acuan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh pemerintah. Ya, pemerintah memang menerapkan berbagai macam kebijakan demi meredam harga minyak goreng.
Apa yang sebenarnya terjadi? Jurnalis senior Kompas TV, Aiman Witjaksono, menelisiknya!
Menyambangi pasar-pasar tradisonal dan agen-agen minyak goreng di Jakarta, Aiman mendapati kenyataan stok dan harga masih belum stabil. Antrean membludak tiap hari. Aiman pun sempat mewawancarai eksklusif supir truk tangki minyak sayur, yang berjuang antre sejak pukul 2 dini hari demi mendapatkan pasokan migor curah. Bagaimana Kementerian Perdagangan, melalui Dirjen Perdagangan Dalam negeri, Oke Ruswan, menjawab berbagai persoalan ini? Melalui data yang dimiliki MAKI (Masyarakat Anti Korupsi Indonesia), Boyamin Saiman, terungkap pula indikasi korupsi dalam rantai distribusi minyak goreng. Terakhir, bagaimana Asosiasi Ritel Indonesia (Aprindo) melihat harga minyak goreng yang melambung usai dicabutnya kebijakan HET?
Polemik minyak goreng sendiri terjadi sejak Agustus 2021, saat harga bahan pokok itu mulai meroket mencapai 20 ribu rupiah per liter. Waktu itu, Menteri Perdagangan, M. Lutfi menyatakan, kenaikan harga CPO di pasar internasional menjadi penyebabnya. Namun, pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Mendag dengan Komisi VI DPR, Kamis (17/3), M. Lutfi mengungkap adanya mafia di balik kelangkaan minyak goreng. Menurut Lutfi, para mafia ini mengalihkan minyak subsidi menjadi industri dan menyelundupkannya ke luar negeri. Lutfi berjanji akan melawan dan mengungkap orang-orang yang disebutnya jahat dan rakus. Namun, sampai batas waktu yang ditetapkannya sendiri, belum diumumkan siapa para mafia minyak goreng tersebut.
Artikel ini bisa dilihat di : [ Ссылка ]
Ещё видео!