Untuk mencapai lokasi negeri di atas awan Gunung Luhur, ada beberapa alternatif. Jika pengunjung dari Jakarta, mereka bisa mengarahkan kendaraannya ke arah Rangkas Bitung malingping lebak banten.
"Dari Rangkas Bitung ambil rute arah Wewengkon Citorek. Paling empat jam dari sana," ujar Indra. "Ya, kalau dari Jakarta, paling enam jam untuk sampai ke Gunung Luhur," sambungnya. kota malingping lebak banten
Untuk menikmati suasana negeri di atas awan Gunung Luhur, kata Indra, waktu yang paling tepat mulai pukul 07.00-08.00 WIB. Setelah itu kabutnya mulai menghilang saat matahari terbit.
"Saat ini saat yang paling tepat untuk menikmati negeri di atas awan Gunung Luhur karena musim kemarau. Kalau musim hujan, biasanya agak susah menikmati keindahannya," ujar Indra.
Kata Indra, bagi pengunjung yang datang menggunakan kendaraan roda dua dikenakan biaya parkir Rp2 ribu-Rp5 ribu, sedangkan roda empat dikenakan biaya Rp10 ribu hingga Rp20 ribu. "Biaya tersebut tergantung ramai nggaknya pengunjung," tandasnya.
Gunung Luhur merupakan objek wisata baru di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Yang dengan cepat tersebar kepopulerannya melalui media sosial dengan julukan Negeri Di Atas Awan. Bahkan beberapa media mainstream seperti TV nasional sudah memberitakannya. Karenanya kami penasaran apakah apa yang diberitakan di media sosial dan TV seindah aslinya? Lantas bagaimana dengan fasilitas yang ada di sana? Bagaimana akses menuju tempat wisata baru tersebut?
Mengingat lokasi Gunung Luhur tidak jauh dari tempat kami tinggal, hanya berjarak 2 hingga 3 jam dari Bayah, maka kami memutuskan untuk terjun langsung merasakan rute perjalanannya; merasakan kondisi sore, malam, dan pagi harinya; mengalami sendiri bagaimana keindahan alam serta fasilitas di Gunung Luhur yang terletak di Kp. Ciusul, Kec. Cibeber, Kab. Lebak, Provinsi Banten.
Gunung yang sejatinya merupakan bukit di ketinggian 901 mdpl yang meminta untuk dikunjungi. Berikut ulasannya.
RUTE
Gunung Luhur bisa ditempuh dari dua arah, yaitu dari arah Rangkasbitung dan dJALUR CIKOTOK
Dari arah Bayah, Jalur Cikotok adalah jalur terpanjang sekaligus jalur “paling ringan”. Kenapa saya beri tanda kutip, ya karena tidak akan se ringan yang Anda bayangkan namun tetap bisa ditempuh meskipun dengan motor matic standar seperti mio ataupun beat. Jalurnya sendiri menempuh jarak sekitar 45 km yang bisa ditempuh dengan waktu 2,5 sampai 3 jam, tergantung kecepatan Anda berkendara.
Secara umum rutenya melewati jalan aspal, jalan semi aspal, dan jalan berbatu. Melewati perkampungan dan perbatasan Kawasan Taman Nasional Gunung Salak. Secara umum rutenya terbagi dua, yaitu pertama, rute dari Bayah ke pertigaan Warungbanten. Dan kedua, rute dari pertigaan Warungbanten ke Gunung Luhur
ari arah Bayah / Panggarangan. Dari Arah Bayah / Panggarangan sendiri ada dua jalur, yaitu melalui jalur Cikumpay (jalan baru) atau melalui Jalur Cikotok. Berhubung starting point saya dari arah Bayah, maka perjalanan yang saya lakukan melalui jalur Cikotok (Perjalanan pergi) dan jalur Cikumpay (Perjalanan pulang). Berikut kami gambarkan kondisi ke tiga jalur tersebut :
JALUR CIKOTOK

Dari arah Bayah, Jalur Cikotok adalah jalur terpanjang sekaligus jalur “paling ringan”. Kenapa saya beri tanda kutip, ya karena tidak akan se ringan yang Anda bayangkan namun tetap bisa ditempuh meskipun dengan motor matic standar seperti mio ataupun beat. Jalurnya sendiri menempuh jarak sekitar 45 km yang bisa ditempuh dengan waktu 2,5 sampai 3 jam, tergantung kecepatan Anda berkendara.
Secara umum rutenya melewati jalan aspal, jalan semi aspal, dan jalan berbatu. Melewati perkampungan dan perbatasan Kawasan Taman Nasional Gunung Salak. Secara umum rutenya terbagi dua, yaitu pertama, rute dari Bayah ke pertigaan Warungbanten. Dan kedua, rute dari pertigaan Warungbanten ke Gunung Luhur
Ещё видео!