Apapun penyakit yang diderita, Rumah Sakit akan mewajibkan Anda untuk ikut Swab Test - PCR dengan tujuan screening Covid-19. Setidak itulah yang terjadi di Rumah sakit di Padang, khusunya di RS Yos Sudarso, tempat saya menjalani operasi bedah THT saat ini. Saya menderita radang kelenjar ludah, dan ini adalah operasi bedah ketiga saya (hari senin 2 November 2020).
Operasi bedah pertama saya dilakukan di RS Yos Sudarso, Padang, pada 19 Oktober 2019. Saat itu, berita tentang Virus Corona hanya bisa kita saksikan di TV, populer dengan banyak video beredar tentang orang-orang mati mendadak di twngah jalan... video yang cukup mengerikan buat saya, karena saat itu istri saya sedang hamil anak pertama saya, dan saya khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin akan dialami istri ataupun calon anak saya pada waktu itu.
Virus SARS Cov-2 ini mulai ramai diperbincangakan di Indonesia mulai bulan Febuari 2020, dan pada bulan Maret, banyak pejabat daerah menerapkan kebijakan (atau ketidakbijakan) lockdown, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), kemudian kampanye cuci tangan, menggunakan masker, minum multivitamin, work from home, dan lain sebagainya...
Untuk melakukan screening sebaran virus Covid-19, banyak klinik / Rumah Sakit menerapkan 2 metoda test yaitu (1) Rapid Test, dan (2) Swab test - PCR.
Dan saya telah menjalani keduanya.
Rapid Test digunakan untuk melihat adanya antibodi yang ada dalam tubuh ketika ada infeksi virus. Tes ini dijalankan dalam rangka menyaring pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) dengan mengambil sampel darah dari kapiler ( jari ) atau dari vena. Hasilnya bisa diperoleh dengan cepat, namun akurasinya tidak bisa dipertangungjawabkan (berbagai sumber menilai 80% hasil rapid test tidak akurat dalam memutuskan apakah seseorang positif Covid-19 atau tidak. Rapid tes sebenarnya tidak dapat mendeteksi pada awal sakit , karena mungkin belum terbentuk antibodi atau kadar antibodinya masih rendah.
Sehingga bila hasil pemeriksaan non reaktif , harus diulang lagi pada hari 7 – 14 hari berikutnya untuk memastikan apakah yang bersangkutan benar tidak mengandung virus dalam tubuhnya.
Sedangkan Swab Test dilakukan pada nasofaring (lubang hidung) dan atau orofarings (rongga mulut). Pengambilan ini dilakukan dengan cara mengusap rongga nasofarings dan atau orofarings dengan menggunakan alat seperti kapas lidi khusus. PCR (polymerase chain reaction) merupakan metode pemeriksaan virus SARS Co-2 dengan mendeteksi DNA virus. Uji ini akan didapatkan hasil apakah seseorang positif atau tidak SARS Co-2. Sekilas nampaknya jika dibanding rapid test, pemeriksaan RT-PCR lebih akurat. Metode ini jugalah yang direkomendasikan WHO untuk mendeteksi Covid-19. Namun akurasi ini dibarengi dengan kerumitan proses dan harga alat yang lebih tinggi. Selain itu, proses untuk mengetahui hasilnya lebih lama ketimbang rapid test. Dan, prosedur pengujian sample tidak memurnikan virusnya lebih dulu, sehingga muncul kejadian di Tanzania: Kambing & Pepaya positif covid setelah di swab test.
Semoga secuil informasi ini dapat menginspirasi Anda semua untuk tetap menjaga pola hidup yang sehat.
Ещё видео!