HOT NEWS !! Kali ini membahas mengenai kemampuan PT PAL dalam mengekspor kapal perang
Indonesia telah mampu memproduksi beberapa jenis kapal perang secara mandiri, khususnya Fast Attack Craft (FAC) KCR 60, Landing Platform Dock (LPD), Landing Ship Tank (LST) dan kapal tanker. Sementara mayoritas kapal perang itu diproduksi oleh galangan swasta nasional, khusus kapal LPD hanya dibuat oleh BUMN yaitu PT PAL Indonesia. Keberhasilan memproduksi beberapa jenis kapal perang di dalam negeri patut untuk diacungi jempol, namun kualitas teknis kapal-kapal tersebut perlu ditingkatkan agar kinerjanya jauh lebih baik lagi.
Namun mayoritas galangan kapal nasional adalah jago kendang karena hanya mengandalkan pada pasar domestik saja. Sejauh ini hanya PT PAL Indonesia yang berhasil mengekspor dua unit LPD untuk memenuhi program Strategic Sealift Vessel (SSV) Filipina, di mana Property Right-nya telah terdaftar secara resmi atas nama PT PAL. Namun sayangnya, PT PAL yang berbasis di Surabaya ini belum mendapatkan kontrak ekspor kapal perang lagi setelah program SSV di Filipina. Padahal ekspor kapal perang dibutuhkan karena galangan kapal nasional tidak dapat menggantungkan untuk kelangsungan bisnisnya dari pesanan pasar dalam negeri.
PT PAL Indonesia tengah mengembangkan konsep LPD 163 meter guna memenuhi kebutuhan pasar di Asia dan Timur Tengah. LPD 163 meter merupakan pengembangan dari LPD telah diproduksi untuk memenuhi kebutuhan TNI Angkatan Laut dan Philippine Navy. Salah satu harapan terkait dengan LPD 163 meter adalah desain LPD ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah teknis seperti well dock operations yang sebelumnya dihadapi oleh LPD pendahulunya. Terlebih lagi LPD 163 meter merupakan improvement dari LPD 123 meter maupun LPD 124 meter.
Negara-negara seperti Myanmar, Thailand dan Malaysia memiliki kebutuhan terhadap kapal perang tipe itu. Sebagai contoh, Myanmar membeli LPD dari galangan Daesun Korea Selatan, sementara Thailand memboyong LPD Type 071E dari galangan CSSC Cina. Penjualan LPD Type 071E oleh Cina ke Thailand diduga kuat memiliki benang merah dengan kepentingan geopolitik Cina, termasuk apabila Terusan Kra jadi dibangun.
PT PAL Indonesia berkepentingan untuk mengejar peluang penjualan LPD 163 meter di Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab. Pasar Timur Tengah merupakan salah satu pasar senjata yang menjanjikan di dunia karena negara-negara Arab memiliki uang yang banyak untuk membeli senjata canggih. Keberanian perusahaan ini untuk merambah pasar tersebut dan bersaing dengan para pemain global seperti Naval Group dan Fincantieri patut diacungi jempol.
Keberhasilan PT PAL ini memasarkan LPD 163 meter tergantung beberapa faktor, seperti kualitas produk, harga yang bersaing, fasilitas pembiayaan yang mudah dan murah, adanya dukungan politik dari pemerintah dan apakah LPD sejenis telah digunakan di dalam negeri oleh TNI Angkatan Laut. Hal yang terakhir perlu mendapatkan perhatian karena kasusnya akan mirip dengan kegagalan Harimau Medium Tank dalam tender di Bangladesh dan Filipina yaitu belum digunakan oleh angkatan bersenjata negara pembuat.
Apakah PT PAL Indonesia akan mengulangi keberhasilannya dalam ekspor kapal perang buatan? Lalu bagaimana pula dengan galangan swasta lainnya, apakah akan juga menyusul PT PAL ? Kita berharap galangan perkapalan nasional, baik BUMN maupun swasta, dapat melebarkan pasarnya ke tingkat internasional sehingga turut berkontribusi pada penambahan devisa dan menjaga keterbukaan lapangan kerja di dalam negeri.
#kapalperangindonesia
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kerabat Kerja Sobat Militer
Produser : Alman Helvas Ali
Naskah dan Riset : Alman Helvas Ali
Editor : Imran
Narator : Hasibuan
General Affair : Iftikar
Ещё видео!