Yayasan EcoNusa pada 2022, menghadirkan Kapal EcoXplorer. Kapal jenis pinisi dengan ukuran 26 m x 6,5 m ini diperuntukan sebagai kapal riset dan pengangkut komoditi masyarakat papua di kampung-kampung pesisir pada wilayah kepala burung, Papua Barat.
Kepala kantor EcoNusa Sorong Raya, FX Adi Saputra mengatakan, Kapal EcoXplorer juga akan digunakan sebagai kapal pendidikan bagi anak-anak di kampung. Melalui jejaring anak muda EcoDefender Sorong, akan dirancang kegiatan edukasi di atas Kapal EcoXplorer bagi anak-anak di kampung yang dijangkau.
Kapal ini juga akan difungsikan untuk memastikan komoditi lokal masyarakat bisa dimuat. Sebab sampai saat ini masih banyak daerah di Indonesia Timur yang belum terjangkau oleh transportasi laut umum. Bukan karena pemerintah tidak bersedia menjangkau, tetapi karena banyak keterbatasan.
“Sehingga kami mengisi peran bersama pemerintah, agar wilayah di Indonesia Timur secara khusus di wilayah remote area bisa kami jangkau sebagai kontribusi kami kepada masyarakat adat papua,” jelasnya.
Kapal dengan kapasitas 136 GT tersebut bergerak dengan kecepatan maksimal 7-8 knots yang mampu menembus dari Sorong ke Manokwari kurang lebih dua hari. Selain dibekali 4 mesin, kapal ini juga dilengkapi layar yang mendukung pelayaran tanpa mesin.
Cruise Directure Kapal EcoXplorer, Muhammad Nur Mandiriansyah menjelaskan, EcoXplorer dilengkapi 9 kabin dengan rincian 6 kabin untuk kamar tamu dan tiga kabin untuk kru dan navigasi. Ruang navigasinya juga sudah dilengkapi fasilitas berstandar internasional.
Di dalam kapal juga dilengkapi life craft dengan kapasitas 35 orang. Untuk produksi air di kapal, sudah menggunakan water maker, yang merubah air laut menjadi air tawar. Sehingga kebutuhan air tawar di kapal tidak lagi mengambil di darat, karena dapat diproduksi sendiri saat berada di laut.
“Kita punya dapur juga dilengkapi freezer, kulkas serta kebutuhan untuk stok makanan selama berlayar. Ada satu ruangan khusus kargo ukuran 7000 meter kubik yang bisa digunakan untuk menyimpan komoditi masyarakat lokal yang hendak diangkut,” jelasnya.
Kapal Eco Xplorer memiliki 9 kru dengan komposisi 1 kapten, 2 orang juru mudi, 1 kepala kamar mesin dengan 2 orang asisten, 2 orang classy dan 1 orang guide.
Sekadar diketahui, pada akhir Agustus 2022, Kapal EcoXplorer telah melalui proses pemberkatan adat suku moi. Tiga Tokoh adat setempat, Yustinus Magablo, Benyamin Magablo dan Beni Kalami memimpin prosesi ritual adat yang disebut Befie ini dihadapan CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar, Asisten Bidang Pembangunan Setda Kabupaten Sorong, Adi Bremantio, Kapolsek Makbon, Iptu Max Pigai dan Kapten Kapal EcoXplorer, Nasiruddin yang disaksikan oleh seluruh warga di Kampung Malaumkarta.
Befie adalah ritual adat yang dimaksudkan untuk meminta restu kepada para leluhur atau arwah nenek moyang yang dipercaya bersemayam di wilayah adatnya, agar orang yang diBefie ini, dimudahkan dan lancar dalam melakukan aktivitas di wilayah setempat.
Ritual Befie ini dilakukan dengan cara para tokoh adat dan perempuan menyanyikan lagu dalam bahasa setempat sambil mengelilingi dek haluan kapal sebanyak tiga kali. Setelah itu digelar tikar dan meletakkan noken yang berisi pinang, siri, kapur, rokok, tanah dan tikar. Kemudian para tokoh adat secara bersamaan memanggil para arwah. Setelah berlangsung selama kurang lebih tiga menit, seorang tokoh mengambil tanah yang digelar di atas tikar itu lalu mengolesnya di tiang layar kapal dan mengoles di tubuh Kapten Kapal EcoXplorer dan para tamu lainnya. Selanjutnya, beberapa material lainnya seperti pinang, siri dan kapur di taburkan ke laut.
Asisten Bidang Pembangunan Setda Kabupaten Sorong, Adi Bremantio mengapresiasi apa yang dilakukan Yayasan EcoNusa. “ Ini adalah bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal masyarakat adat di daerah ini. Atas nama Pemerintah daerah Kabupaten Sorong, kami sangat berterima kasih kepada Yayasan EcoNusa,” ujar Adi Bremantio.
Asisten Bidang Pembangunan Setda Kabupaten Sorong ini mengakui bahwa pelayanan terhadap masyarakat tidak mungkin dilakukan oleh pemerintah sendiri, perlu keterlibatan pihak lain, agar sentuhan pembangunan dapat dirasakan masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang terpencil. Karena itu, apa yang dilakukan Yayasan EcoNusa itu sangat luar biasa, dan pemerintah sangat berterima kasih.(Abe Yomo)
Ещё видео!