JALAN Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) ruas Cileunyi, Kabupaten Bandung-Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia sudah beroperasi sejak 24 Februari 2022. Gerbang Tol Jatinangor dibangun di belakang Kampus Unpad atau berada di jalan menuju Bumi Perkemahan Kiarapayung Jatinangor.
Keberadaan exit tol Kiarapayung Jatinangor tersebut digunanakan untuk kendaraan dari arah Jakarta, Bandung maupun Sumedang ke Jatinangor.
Salah satu bagian dari Tol Cisumdawu seksi 1 phase III adalah Interchange Cileunyi dibangun sejak Mei 2021 yang terhubung dengan jalan nasional. Seksi 1 dan seksi 2 memiliki 8 jembatan, 13 overpass, dan 8 underpass.
Jalan Tol Cisumdawu terdiri dari 6 seksi yang dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan biaya konstruksi Rp 5,5 triliun. Dari keenam seksi tersebut, Seksi 1 Cileunyi-Rancakalong sepanjang 11,45 km dan seksi 2 Rancakalong-Sumedang sepanjang 17,05 km dikerjakan oleh pemerintah sebagai bagian dari viability gap fund (VGF) guna menaikkan kelayakan investasi tol.
Sementara itu, ruas fungsional Tol Cisumdawu resmi ditutup untuk umum, setelah periode pengoperasian selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2023 berakhir. Ruas fungsional Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan digunakan untuk arus mudik dan balik mulai 16 April hingga 1 Mei 2023. Mulai 2 Mei 2023 pekerjaan di Jalan Tol Cisumdawu kembali dilanjutkan dengan target dapat diselesaikan akhir Mei atau selambat-lambatnya Juni 2023.
Sementara itu, Jatinangor identik dengan perguruan tinggi dan mahasiswa. Setidaknya, terdapat empat kampus yang terletak di Jatinangor, yaitu Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN) University, Institut Teknologi Bandung (ITB) Jatinangor, dan Universitas Padjajaran (Unpad) Jatinangor.
Sebelum dikenal sebagai kampus mahasiswa, Jatinangor ternyata merupakan perkebunan teh dan pohon karet yang dikuasai perusahaan swasta milik Belanda, Maatschappij tot Exploitatie der Baud-Landen yang berdiri tahun 1841. Perkebunan itu memiliki areal seluas 962 hektar.
Dari berbgai literatur disebutkan, perusahaan Belanda itu dimiliki Willem Abraham Baud (1816-1879) atau Baron Baud. Guna mengontrol perkebunan tersebut, Baud membangun sebuah menara yang dilengkapi lonceng di puncaknya. Menara yang dikenal sebagai Menara Loji tersebut kini terletak di kawasan kampus ITB, Jatinangor.
Tahun 1916, dibangun jalur rel kereta api yang menghubungkan Rancaekek dan Tanjungsari demi memperlancar distribusi hasil perkebunan. Jalur kereta api Rancaekek-Tanjungsari-Citali tersebut sepanjang 15 kilometer.
Pada awalnya, rel kereta api tersebut untuk menghubungkan Rancaekek-Jatinangor saja. Namun, pihak militer meminta rel kereta api dibangun hingga Citali untuk keperluan angkutan umum.
Karena biaya dan peralatan yang kurang untuk menembus alam saat itu, pembangunan rel kereta api hingga Citali ditangguhkan. Alhasil, rel kereta api akhirnya hanya sampai ke Stasiun Tanjungsari.
Pembangunan rel kereta api tersebut didukung perusahaan kereta api milik Belanda, Staat Spoorwagen Verenigde Spoorwegbedrijf yang pada 1918 membangun jembatan rel kereta api penghubung Rancaekek-Tanjungsari. Jembatan Cikuda atau dikenal sebagai Jembatan Cincin berperan menunjang kelancaran distribusi hasil perkebunan dan transportasi masyarakat umum.
Pascakemerdekaan, tanah perkebunan Jatinangor itu dinasionalisasi menjadi milik Pemerintah Daerah (Pemda) Sumedang. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 593/3590/1987, kawasan seluas 3.285,5 hektar itu dibagi menjadi tujuh wilayah peruntukkan.
Unpad yang berdiri pada 11 September 1957 juga turut berperan atas perkembangan Jatinangor menjadi kampung mahasiswa. Pasalnya, ide 'Kota Akademik Manglayang' dicetuskan oleh rektor keenam Unpad, Prof Dr. Hindersah Wiraatmadja.
Rektor Unpad saat itu terinspirasi oleh 'Kota Akademik Tsukuba' yang terletak di sebelah selatan Gunung Tsukuba, 56 kilometer timur laut Tokyo. Kota Tsukuba yang juga dikenal sebagai kota sains itu dikembangkan pada 1970-an untuk merangsang penemuan ilmiah di negara matahari terbit tersebut.
Ide kota akademik dicoba diimplementasikan oleh Prof. Dr. Hindersah untuk menjawab permasalahan kampus Unpad yang kala itu tersebar di 13 lokasi berbeda. Akibat sebaran tersebut, koordinasi dan pengembangan daya tampung mahasiswa pun terhambat.
Unpad mulai merintis pengadaan lahan yang memadai untuk kawasan pendidikan pada 1977. Namun, kesepakatan penunjukkan lahan bekas perkebunan di Jatinangor baru terjadi pada 1979. Unpad sendiri mencakup kawasan areal seluas 175 hektar.
Tahun 1990, area perkebunan Jatinangor mulai dialihfungsikan menjadi kawasan pendidikan. IPDN, IKOPIN, Unpad, dan Universitas Winaya Mukti mulai menghuni kawasan Jatinangor. ITB kemudian membangun kampus di kawasan ini pada 2010.
#Universitas Padjajaran (Unpad)
#Institut Teknologi Bandung (ITB)
#Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Ещё видео!