Cerpen romantis Suami sahabatku, mas Arifin, yang tampan dan gagah, yang membuat aku kewalahan. #newstory audio + teks.
Cerita cinta, cerita romantis, cerita kehidupan rumah tangga, bukan fiksi, cerpen metropolitan, dunia cerpen, cerita novel, cerita bersambung.
kisah nyata, kisah sedih, cerita lelaki
Cerpen, cerita kehidupan, cerpen terbaik, kisah nyata, cerpen romantis, cerita kehidupan plus.
Sebuah cerita kehidupan dari sang penuai mimpi.
#kisahnyata #kisahsedih
#cerpen #cerpenromantis #ceritacinta #novel #cerber #ceritabersambung #bukanfiksi #cerpenmetropolitan #cerpencinta #ceritakehidupan #sangpenuaimimpi #ceritanovel #drama #dramakehidupan #cerpencinta #duniacerpen #cerita #bukanfiksi #duniacerita #duniabercerita #ceritalelaki
kunjungi toko online kami :
[ Ссылка ]
atau mau jadi reseller gratis klik link di bawah ini :
[ Ссылка ]
****
Cuplikan :
Aku dan mas Arifin sebenarnya cukup dekat. Selain karena ia adalah suami sahabatku, mas Arifin juga atasan ku di kantor.
Mas Arifin bahkan pernah beberapa kali mengantar ku pulang ke apartemen. Meski pun selama ini, pembicaraan masih seputar tentang pekerjaan dan hal-hal umum lainnya.
Hingga pada suatu saat. Untuk kesekian kalinya, mas Arifin mengantar ku pulang ke apartemen ku.
"kenapa masih betah hidup sendiri sih?" tanya mas Arifin di perjalanan menuju apartemen ku.
Aku cukup kaget mendengar pertanyaan itu. Karena sebelumnya mas Arifin belum bertanya hal-hal pribadi seperti itu.
"sebenarnya bosan juga hidup sendiri. Tapi nyari laki-laki yang mau bertanggung jawab itu susah. Dan lagi pula aku kan gak secantik Dena, jadi jarang ada laki-laki yang mau mendekat." balas ku apa adanya.
"kamu tuh cantik loh, Reni. Kamu cantik dengan caramu sendiri. Kamu juga manis dan seksi.." ucap mas Arifin dengan suara beratnya.
Jujur aku jarang sekali mendengar pujian seperti itu dari laki-laki. Dan hal itu cukup membuatku merasa tersipu. Muka ku memerah pastinya.
"ah mas Arifin bisa aja. Tapi nyata nya sampai saat ini aku masih jomblo. Itu artinya aku tidak terlalu menarik di mata laki-laki." balas ku berusaha menahan gejolak di hatiku.
"tapi bukannya kata Dena, kamu lebih memilih untuk berkarir dari pada cepat-cepat nikah?" ucap mas Arifin lagi.
"sebenarnya iya sih mas. Tapi sekarang ini, aku mulai lelah berkarir. Pengen juga ngerasain, jadi seorang istri dan jadi seorang ibu." timpalku pelan.
Untuk beberapa saat suasana pun hening. Hingga mobil kami pun sampai ke halaman parkir apartemen ku.
"mampir dulu mas." tawar ku seperti biasa. Dan biasanya mas Arifin selalu menolak.
"kalau kamu gak keberatan aku mampir." ucap mas Arifin, yang membuat aku sedikit tercekat.
Aku belum pernah sekali pun mengajak seorang laki-laki masuk ke apartemen ku. Dan tadinya aku hanya berbasa-basi pada mas Arifin. Tapi jika mas Arifin benar-benar ingin mampir, aku rasa aku tidak enak hati untuk menolaknya.
Selain karena dia adalah atasanku, juga suami sahabatku, aku juga merasa tidak enak hati karena berkali-kali di antarnya pulang.
"mas serius mau mampir?" tanya ku ragu, "apartemen ku jelek loh mas." lanjutku berusaha mencegah hal itu terjadi.
"iya, aku serius. Aku pengen lihat apartemen kamu. Dan lagi pula aku merasa sedikit haus." ucap mas Arifin, yang membuat ku tercekat lagi.
"ya .. udah... kalau begitu mari kita ke atas.." ajak ku akhirnya, setelah berusaha mengatur napasku yang tiba-tiba saja tersengal.
Apartemen ku memang berada di lantai dua gedung tersebut, dan untuk sampai ke sana, kami harus menaiki tangga manual. Karena apartemen tempat aku tinggal ini, hanyalah sebuah apartemen murah dengan fasilitas seadanya.
Sesampai di atas aku pun mempersilahkan mas Arifin untuk masuk dan duduk di ruang tamu.
"aku ambilkan minum dulu ya mas." ucapku memecah keheningan.
Tanpa menunggu persetujuan dari mas Arifin, aku pun segera melangkah ke dapur kecil apartemen ku tersebut.
Aku membawakan segelas air putih ke ruang tamu, dan menyerahkannya kepada mas Arifin.
"ini mas. Cuma ada air putih." ucapku, sambil ikut duduk di hadapan mas Arifin.
Mas Arifin segera menenggak minuman tersebut, kemudian menaruh gelas yang masih berisi separoh itu di atas meja tamu.
"sebenarnya ada yang ingin aku ceritakan sama kamu, Reni. Sudah sejak lama sebenarnya aku ingin cerita. Tapi selama ini aku belum punya keberanian." mas Arifin berucap pelan.
"mas Arifin mau cerita tentang apa?" tanyaku penasaran.
*****
Terima kasih udah mampir,terima kasih udah subscribe, udah like, udah komen dan udah share.terima kasih atas kesetiaannya selama ini.terima kasih atas segala saran, masukan, dukungan dan motivasinya.
Salam hangat untuk kalian semua, sahabat SPM
@SangPenuaiMimpiReborn
Ещё видео!