#padang #bukittinggi #kelok9 #story #inikakpo
TRIP TO PADANG, SUMATERA BARAT
Bersama FKSMM (Forum Kepala Sekolah/Madrasah Muhammadiyah Metro) dan SMK PK 2022 (SMK M3M, TO ME COFFEE, ABUNG SEMULI, GISTING, PRINGSEWU, M2M, MUTU).
Perjalanan dimulai dari SD Muhammadiyah Metro Kampus 2 menuju ke Palembang, Jambi, Bukittingi, Padang Panjang, Payakumbuh, Kota Padang. Mengunjungi tempat wisata, arsiterktur kelok 9, tanjakan Sitinjau Lauik, Danau Singkarak, Goa Jepang dll. Trip ini berlangsung 7 hari PP (pulang pergi). Dan ternyata jalan lintas sumatera tak semulus ke Jawa, walaupun sudah ada jalan TOL tetap karakteristiknya berbeda jauh.
Berbagi pengalaman bersama kepala sekolah dan bersilahturahmi ke saudara Muhammadiyah yang jauh membuat banyak kebahagiaan bersama. Luar biasa Sumatera Barat, salah satu kota yang menjadi saksi perjuangan para pahlawan bangsa pada masa penjajahan (Belanda dan Jepang).
Berkunjung ke salah satu pusat pendidikan Muhammadiyah di Padang Panjang yang secara riil menjadi pelopor besarnya Organisasi Muhammadiyah secara keseluruhan lewat Pemimpin besarnya Buya Hamka yang mampumembawa Muhammadiyah menjadi maju dan berperan sangat vital di kota ini. " Muhammadiyah Lahir di Jogja dan besar di Padang ".
ISTANA BASA PAGARUYUNG
Istana Basa Pagaruyung dahulu merupakan kediaman dari Raja Alam, sekaligus pusat pemerintahan dari sistem konfederasi yang dipimpin oleh triumvirat (tiga pemimpin) berjuluk ‘Rajo Tigo Selo’. Sistem kepemimpinan ini menempatkan Raja Alam sebagai pemimpin kerajaan dengan dibantu dua wakilnya, yaitu Raja Adat yang berkedudukan di Buo serta Raja Ibadat yang berkedudukan di Sumpur Kudus. Kedua wakil ini memutuskan berbagai perkara yang berkaitan dengan permasalahan adat serta agama. Tetapi, jika suatu permasalahan tidak terselesaikan maka barulah Raja Pagaruyung (Raja Alam) turun tangan menyelesaikannya.
Bangunan asli dari istana ini awalnya berlokasi di Bukit Batu Patah. Setelah insiden tahun 1804 istana ini didirikan kembali, tetapi terbakar habis pada tahun 1966. Pada 27 Desember 1976 upaya rekonstruksi ulang kembali dilakukan dengan ditandai peletakan tunggak tuo (tiang utama) oleh Gubernur Sumatera Barat saat itu, Harun Zain. Istana ini dibangun kembali di lokasinya yang baru di sisi selatan bangunan asli, yaitu di lokasinya saat ini.
Pada 27 Februari 2007, istana ini kembali terbakar akibat tersambar petir. Upaya pembangunan kembali berlangsung antara tahun 2008-2012 dengan menelan dana lebih dari Rp. 20 Miliar. Arsitektur aslinya tetap dipertahankan meskipun sebagian besar peninggalan barang berharga di dalamnya musnah dan hanya tersisa sekitar 15 persen. Jarak tempuh Istano Basa Pagaruyung dari Ibu kota Sumatera Barat, Padang sekitar 110 Km, sedangkan dari pusat kabupaten Batusangkar sekitar 5 Km, jika di tempuh lewat Bukittinggi melalui Baso sekitar 45 Km, jika dari Payakumbuh sekitar 40 Km, dari Solok 55 Km. Anda bisa bersantai, berfoto menggunakan pakaian adat, mencicipi berbagai kuliner khas Minangkabau, naik mobil-mobilan mengelilingi Istano Basa Pagaruyung, naik kuda, arena tracking. Fasilitas pendukung pariwisata di seputaran Istano Basa Pagaruyung: Lahan parkir yang luas, kios-kios souvenir, rumah makan, penginapan, musholla/masjid, toilet, areal tracking, arena permainan,
JAM OPERASIONAL
Setiap Hari, jam 08:00 – 17:00 WIB
Source : tripadvisor.co.id
KELOK 9
Kelok 9 atau Kelok Sembilan adalah ruas jalan berkelok yang terletak sekitar 30 km sebelah timur dari Kota Payakumbuh, Sumatra Barat menuju Provinsi Riau. Jalan ini membentang sepanjang 300 meter di Jorong ulu air, Nagari harau/kenagarian persiapan ulu air, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat dan merupakan bagian dari ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatra dan Pantai Timur Sumatra. Jalan ini memiliki tikungan yang tajam dan lebar sekitar 5 meter, berbatasan dengan jurang, dan diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam: Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau.
Di sekitar Jalan Kelok 9 saat ini telah dibangun jembatan layang sepanjang 2,5 km. Jembatan ini membentang meliuk-liuk menyusuri dua dinding bukit terjal dengan tinggi tiang-tiang beton bervariasi mencapai 58 meter. Terhitung, jembatan ini enam kali menyeberangi bolak balik bukit. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013 meskipun telah beberapa kali dibuka untuk menunjang arus mudik lebaran dan penyelenggaraan Tour de Singkarak dua tahun yang lalu.
Dikelola oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Panjang: 2.7 km (1,7 mi)
Berdiri: Jalan - 1904; 117 tahun lalu
Jembatan layang - 2003; 19 tahun lalu – sekarang
Source : Wikipedia
Welcome to My Channel
-----------------------------------------
Thanks For Watching
Subscribe, Like & Share
----------------------------------------
Follow juga di sini gaes :
Twitter [ Ссылка ]
Instagram [ Ссылка ]
Ещё видео!