Salah satu upacara keagamaan yang menjadi tradisi masyarakat Bali sampai saat ini yaitu tradisi upacara potong gigi.
Seseorang baru boleh melaksanakan upacara potong gigi adalah setelah akil balig. Sebagai tanda seseorang beranjak dewasa.
Upacara tradisi potong gigi ini dikenal dg 3 istilah yaitu Metatah, atau Mesangih ataupun Mepandes.
Istilah potong gigi ini dihubungkan dg suatu tatacara pelaksanaan upacara tradisi potong gigi yaitu kedua taring dan empat gigi seri bagian atas dipahat 3 kali secara simbolik, dari hal spt inilah muncul istilah metatah
Dan istilah mesangih dimunculkan dari mengasah gigi tsb dg pengasah yaitu dikikir dan sangihan pengilap.
Kata Mesangih adalah bahasa Bali halus sor sedangkan bahasa Bali halus mider adalah Mepandes.
Upacara potong gigi di Bali merupakan bagian dari Manusa Yadnya, ini merupakan konsep siklus hidup dari bayi dalam kandungan, lahir, hingga perkawinan.
Manusa Yadnya merupakan filosofi untuk memanusiakan manusia
Upacara potong gigi di Bali dilakukan bukan tanpa makna. Upacara Potong gigi ini bermakna menemukan hakikat manusia dan terlepas dari sad ripu
Sehari sebelum upacara potong gigi dilaksanakan upacara Pengekeban.
Dalam upacara pengekeban akan dilangsungkan upacara mabyakala yg dipimpin oleh Pemangku Merajan yang dilaksakan di halaman
Tujuan dari upacara mebyakala adalah agar yang mengikuti potong gigi dibersihkan secara spiritual supaya tdk mendapat gangguan hal-hal yg bersifat negatif, melalui natab banten byakala dan nunas tirta pengelukatan dari sulinggih dan tirta Merajan
Lalu upacara Pengekeban dimana yang mengikuti potong gigi akan ditempatkan di gedong atau disebuah ruangan, ini bertujuan utk pengendalian diri.
keesokan paginya dimulai upacara potong gigi
Dalam pelaksanaan upacara potong gigi peseta bergantian menuju tempat potong gigi yg di awali oleh anak laki-laki tertua sampai yg terkecil dan selanjutnya anak perempuan.
Orang yang diupacarai tidur dengan posisi tangan amustikarana di atas dada, kemudian dari ujung kaki
sampai ujung bahu dirurub (ditutupi) dengan kain putih kuning
Sesudah itu dilanjutkan dengan pemasangan pedanggal yang terbuat dari tebu ireng dan sepotong pohon dadap. Pedanggal diletakkan pada gigi geraham kanan dan geraham kiri, kemudian dilanjutkan dengan mengasah gigi menggunakan kikir.
Setiap tahap diselingi dengan pembuangan kotoran gigi yang sudah diasah dengan pedanggal dan ditaruh pada kelapa gading yang telah dikasturi.
Setiap tahapan dilakukan pergantian pemasangan pedanggal dan berkumur dengan air cendana.
Hal ini dilakukan sampai gigi menjadi rata dan dianggap selesai.
Setelah upacara potong gigi selesai, orang yang diupacarai diharuskan berkumur dengan air cendana sebanyak tiga kali, dan air kumuranya dibuang pada kelapa gading.
Tujuan berkumur dengan air cendana adalah untuk membersihkan kotoran gigi bekas diasah.
Selanjutnya orang yang diupacarai menggigit daun sirih (base lekesan) 3 kali gigitan sirih lengkap dengan isinya seperti: buah pinang dan kapur gambir dengan tujuan untuk menguatkan gigi kemudian gigi diberi pengurip-urip terbuat dari kunir yang dikupas bersih. Hal ini bertujuan untuk mengobati luka-luka saat pengasahan gigi.
Sebelum turun dari bale gede (tempat pengasahan gigi) dihaturkan peras penanjung, setelah itu orang yg diupacarai turun dg menginjak banten tsb sebanyak tiga kali.
@AyunkanLangkahmu
Ayunkan Langkahmu
#bali #budaya #budayabali #potonggigi #metatah #mesangih #mepandes #culture #baliculture #manusayadnya #balinese
Ещё видео!