Renungan Kefas
Senin, 12 Desember 2022
KITAB WAHYU ADALAH KITAB NUBUAT
Wahyu 1:1
Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes dengan perantaraan malaikat-Nya yang diutus-Nya.
Kitab Wahyu adalah sebuah kitab nubuat (1:3; 22:7), karena wahyu yang terkandung di dalamnya bersifat nubuat. Kebanyakan visi dalam kitab ini mengacu kepada perkara-perkara yang akan datang. Kitab ini adalah kitab nubuat, namun bukan hanya nubuat dalam kata-kata belaka, melainkan juga dalam visi yang ditampakkan kepada manusia. Dalam pandangan Allah, semua perkara yang dinubuatkan dalam kitab ini sudah terjadi. Karena itu, visi demi visi, semuanya ditampakkan kepada pelihatnya.
Dalam Kitab Wahyu, ada dua perkara utama yang sudah terjadi. Yang pertama adalah kesaksian Yesus telah digenapi untuk selama-lamanya. Di pihak negatifnya, yaitu perkara utama kedua yang telah terjadi -- Iblis, musuh Allah, telah ditanggulangi. Dalam pandangan Allah, dan bahkan dalam pandangan saudara kita Yohanes, Iblis telah dilemparkan ke dalam lautan api (20:10).
Wahyu dalam kitab ini terutama tersusun dari tanda-tanda, yaitu lambang-lambang yang mempunyai makna rohani, seperti ketujuh kaki pelita yang melambangkan gereja-gereja, ketujuh bintang yang melambangkan utusan (malaikat) gereja-gereja (1:20), dan sebagainya. Bahkan Yerusalem Baru pun adalah suatu tanda yang melambangkan perampungan terakhir ekonomi Allah (pasal 21 dan 22). Karena itu, kitab ini adalah sebuah kitab tanda, yang membuat kita memahami wahyu. Kitab Wahyu Yohanes juga adalah sebuah kitab tanda yang menampakkan bagaimana Kristus sekarang merawat gereja, bagaimana Ia datang untuk menghakimi dan memiliki bumi ini, serta membawa gereja, pengantin perempuan-Nya, masuk ke dalam ekonomi Allah yang penuh.
Jadi, setelah ada permulaan yang baik dan setelah melalui demikian banyak garapan, Allah perlu memiliki satu kesimpulan. Tanpa Kitab Wahyu, tidak ada kesimpulan ekonomi Allah. Allah itu agung, Dia adalah Allah yang bertujuan. Untuk mencapai tujuan-Nya, ekonomi-Nya haruslah digenapi. Jika kita tidak memiliki Kitab Wahyu, kita tidak bisa nampak penyempurnaan ekonomi Allah. Fakta menunjukkan bahwa kita sulit sekali memahami apakah ekonomi Allah itu, kalau kita tidak melihat buah atau hasil dari ekonomi-Nya. Tetapi dalam kitab ini wahyu ekonomi Allah terlihat sangat jelas, karena di dalamnya termuat kesimpulan ekonomi Allah.
Terang hari ini:
1. Kitab Wahyu bukan melulu nubuat, melainkan wahyu atas perkara-perkara yang sudah terjadi.
Beban Doa:
1. Perlu mengucap syukur kepada Allah karena adanya Kitab Wahyu Allah telah memiliki satu kesimpulan dalam ekonomi kekal Allah.
Ещё видео!