SURABAYA, KOMPAS.TV - Berawal dari sampah makanan di rumah, siswa SMP di Surabaya, mengolahnya menjadi pupuk. Menariknya, ia menggunakan maggot untuk mengolah sampah makanan menjadi pupuk.
Selain pupuk, juga bisa digunakan pakan ikan dan pakan burung. Masih berusia 14 tahun, Areya Kesyandria berhasil mengolah sampah makanan dari hotel. Ratarata dalam sehari mampu mengumpulkan 100 hingga 150 kilogram sampah makanan.
Dengan memanfaatkan lahan kosong di belakang rumah, Areya mengolah sampah makanan menggunakan maggot alias Larva dari Lalat Black Boldier fly. Untuk 100 kilogram sampah, Areya menggunakan 50 kilogram maggot. Upaya ini berawal dari banyaknya sampah makanan yang ada di lingkungan rumah Areya.
Kemudian berlanjut dengan mengambil sampah makanan dari sejumlah hotel di Surabaya. "Awalnya sangat prihatin, di lingkungan saya banyak sampah berserakan, menumpuk di TPA, dan itu akan mengakibatkan global warming. Maka saya berinisiatif mengolah sampah menjadi hal yang berguna," ungkap Areya, siswa SMP di Surabaya ini.
Cara mengolahnya yakni sampah dipisahkan menjadi sampah kering dan sampah basah. Sampah kering akan diurai dengan maggot selama sekitar 24 jam. Sementara sampah basah diolah dengan komposter aerob. Limbah makanan yang terurai, akan berwarna hitam lalu digunakan menjadi pupuk. Selain bisa menjadi pupuk, sampah makanan yang diurai oleh maggot ini juga bisa digunakan sebagai pakan ikan dan pakan burung.
Artikel ini bisa dilihat di : [ Ссылка ]
Ещё видео!