Mengenal Syekh Abdullah Kan'an, Pendiri dan Mufti Pertama Kesultanan Aceh
kebenaran, kasih sayang, persaudaraan, persamaan, kebebasan dan hak asasi manusia menjadi raja. Sejak itu, Sultan Johan Syah bertekad bahwa kebenaran, keadilan, persaudaraan, persamaan, keikhlasan dan cinta kasih menjadi dasar negara dan siapa pun tidak boleh memperkosa dasar-dasar ini (Meurah Johan Raja Aceh Darussalam Pertama, 2004, Panitia Pekan Kebudayaan Aceh ke-IV, Kabupaten Aceh Tengah, hlm. 10).
Menurut catatan M. Yunus Jamil, Maharani Nian Nio dan pasukannya akhirnya berhasil di-islamkan. Lalu Syekh Abdullah Kan'an dengan persetujuan Putri Indra Keusuma istri Meurah Johan menikahkan Putri Nian Nio dengan Meurah Johan di tengah laut Sabang. Masyarakat Aceh akhirnya mengenal Putri Nian Nio dengan sebutan Putroe Neng. Selain sebagai Mufti Kesultanan Aceh, Syekh Abdullah Kan'an juga mendirikan dan memimpin Dayah di Lampeuneuen. Hingga akhir hayatnya ia terus berjuang mendakwahkan Islam hingga tersebar ke seluruh Aceh bahkan akhirnya ke seluruh Nusantara.
Syekh Abdullah Kan'an dimakamkan di Leu Geu, Darul Imarah, Aceh Besar. Makamnya terletak dalam sebuah bangunan berbentuk mesjid yang di depannya terdapat sebuah sumur dengan cicin sumurnya terbuat dari tanah berukir. Dalam komplek makam itu juga terdapat makam beberapa pengikut dan murid beliau termasuk makam Tgk. Chik Kuta Karang, seorang ulama besar yang juga masih keturunan Tgk. Kan'an.
Tgk. Chik Abbas Kuta Karang adalah seorang ulama dan pejuang, sekaligus penulis produktif. Beliau pernah belajar di Makkah bersamaan dengan Snouck Hurgronje. Beliau kembali ke Aceh lebih awal untuk mengingatkan sultan dan masyarakat Aceh tentang fitnah yang mungkin dibawa oleh Snouck alias Tengku Puteh ke Aceh. Tengku Chik Kutakarang dikenal luas sebagai ahli falak, bahkan namanya diabadikan sebagai nama Observatorium Hilal di tepi Pantai Lhoknga ol eh Kementerian Agama, sekitar 25 km dari lokasi makamnya saat ini. Beberapa kitab yang beliau wariskan adalah :
(1) Sirajul Zalam fi Ma’rifati Sa’adi Wal Nahas tentang ilmu falak
(2) Kitabur Rahmah tentang perobatan
(3) Tazkiratul Rakidin dan
(4) Mau’izhatul Ikhwan tentang strategi militer dalam rangka perang melawan penjajah kolonial, dan yang paling fenomenal
(5) Taj al-Muluk yaitu sejenis kitab mujarab yang berisi trik dan amalan praktis bagi masyarakat berdasarkan peredaran bulan.
Perjuangan Kakek Tgk. Chik Kuta Karang yang berasal dari Palestina yaitu Syekh Abdull#palestine ah Kan'an di Aceh membuka hati kita atas besarnya jasa masyarakat Palestina bagi Aceh, Indonesia dan dunia Islam pada umumnya. Oleh karena itu, inilah saatnya bagi kita untuk membalas budi dengan bersatu berupaya mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina dari penjajahan dan penindasan yang dilakukan oleh Zionis. Insya Allah dengan persatuan kita bisa meraih kemenangan.
Ещё видео!