SEJARAH BEKAKAK
Upacara bekakak disebut juga Saparan. Disebut saparan sebab pelaksanaan upacara tadi harus jatuh atau berkaitan dengan bulan sapar. Upacara ini diadakan atas perintah P. Mangkubumi. Mengenai kata saparan berasal dari kata sapar dan berakhiran an. Kata sapar identik dengan ucapan Arab Syafar yang berarti bulan Arab yang kedua. Jadi Saparan ialah upacara selamatan yang diadakan disetiap bulan Sapar. Saparan Gamping disebut juga Saparan Bekakak. Bekakak berarti korban penyembelihan hewan atau manusia. Bekakak pada saparan ini hanya tiruan manusia saja, berujud boneka pengantin dengan posisi duduk bersila yang terbuat dari tepung ketan.Penyelenggaraan upacara saparan Gamping bertujuan untuk menghormati arwah (roh halus) Kiai dan Nyai Wirosuto sekeluarga. Kiai Wirosuto adalah abdi dalem penangsong (hamba yang memayungi) Sri Sultan Hamengku Buwana I pembawa payung kebesaran setiap Sri Sultan Hamengku Buwana I berada dan tidak ikut pindah waktu dari keraton (pesanggrahan) Ambarketawang ke keraton yang baru. Bersama keluarganya ia tetap bertempat tinggal di Gamping. Dan dianggap sebagai cikal bakal penduduk Gamping.
Penyembelihan yang berisi sepasang pengantin Bekakak, diusung ke arah mulut gua. Kemudian ulama (kaum) memberi syarat agar berhenti dan memanjat doa terlebih dahulu.
SEJARAH GUNUNG GAMPING
Berdasarkan penelitian Prof. Gerth tahun 1929 dan Purnamaningsih tahun 1972, sampel batuan gamping ini ditemukan fosil-fosil binatang laut dari jenis Goraminifera yang berupa Pellatispera orbitoidea, Discocyclina dispansa. dan Nummulites gerthi. Temuan tersebut membuat kesimpulan bahwa situs batuan gamping ini terbentuk pada kondisi laut dengan terumbu karang pada epoh Eosen. Eosen adalah salah satu zaman pada masa kenozoikum sekitar 56,7 juta-35,5 juta tahun yang lalu. Masa ini merupakan akhir pecahnya Benua Pangea dan perputaran antara benua yang satu dengan yang lainnya dimulai. Daerah Afrika menabrak daerah Eropa dan daerah India masih bergerak menuju daerah Asia, mengangkat pegunungan Alpen dan pegunungan Himalaya. Tekanan antara benua membentuk cekungan samudera melebar dan menyebabkan permukaan air laut merendah (Sujatmiko,2014: 64). Menurut dokumen tua yang berjudul “Gunung Gamping, Sebelah Barat Jogjakarta” yang diterbitkan oleh Pusat Djawatan Geologi Bandung dan dikeluarkan pada peringatan 200 tahun Kota Jogjakarta pada tanggal 7 September 1956, dijelaskan bahwa terdapat keprihatinan Pusat Djawatan Geologi akan satu warisan geologi di gunung Gamping. Dokumen tersebut juga berisi catatan Junghuhn yang disertai sketsa indah dan dimuat di “Java Album” 1849, suatu perbukitan karst luas dengan bukit-bukit gampingnya mencapai ketinggian 150 kaki, atau lebih dari 50 m, dari permukaan tanah. Pada 1883 dikeluarkan suatu aturan yang disebut “pranatan” yang membolehkan penggalian batu gamping. Sejak peraturan itu dibuat, terjadilah penggalian secara besar-besaran yang dilakukan oleh masyarakat Kota Yogyakarta. Maka Kota Yogyakarta pun terbangun dengan sumbangan kapur dari gunung Gamping ini. Tidak hanya itu, hasil dari penggalian gunung Gamping juga digunakan untuk pemurnian gula bagi masyarakat Kota Yogyakarta. Fenomena-fenomena itulah yang menyebabkan situs Gunung Gamping ini musnah.
Sumber Deskripsi Sejarah Bekakak : Dinas Kebudayaan D.I. Yogyakarta
Sumber Deskripsi Sejarah Gunung Gamping : [ Ссылка ]
Sumber Video Bekakak 2022 : F. Hendras
Sumber Video Bekakak 1920an : From the Asia Society records (FA110)
Circa 1920s, Silent, Black and white, 11 minutes 35mm film. Filmed by Tassilo Adam (1878-1955).
Sumber Foto Lawas : KITLV, Tropenmuseum, & Nationaal Archief.
VIDEO ASLI UPACARA BEKAKAK DAN GUNUNG GAMPING || SLEMAN
Теги
saparan bekakaksaparan bekakak 2019saparan bekakak gampingbekakak ambarketawangsaparan bekakak ambarketawangsaparan ogoh ogohogoh ogohogoh ogoh saparan bekakaksaparan bekakak gunung gampingbekakakupacara bekakak gunung gampingupacara bekakakslametan gunung gampinggunung gampingsejarah gunung gampinggeologi gunung gampingkirab saparan bekakakupacara bekakak tempo dulubekakak 1920jogjakarta 1920dhistrik gampingsejarahsejarah indonesia