Siapa yang tidak terpesona oleh keindahan jalur jalan raya puncak? Sepanjang perjalanan mata kita akan disuguhi oleh indahnya pemandangan berbukit dan kawasan pegunungan yang menentramkan jiwa. Hamparan perkebunan teh yang sejuk tentu saja menambah pesona lain perjalanan di kawasan puncak.
Namun dibalik keindahan jalur puncak ini ada sejarah kelam yang menyelimuti pembangunannya. Jalur puncak adalah bagian dari jalan raya pos yang dibuat oleh Gubenur Jendral Hindia Belanda Herman Willem Deandels yang berkuasa sejak tahun 1808-1811. Di awal jabatannya Deandels memerintahkan pembangunan jalan sepanjang 1.000 km yang membentang dari anyer hingga ke panarukan. Konon pembangunan jalan ini memakan korban sekitar 12.000 jiwa dalam masa satu tahun pengerjaan.
Adalah Kolonel Von Lutzouw dari divisi zeni tentara kerajaan Belanda yang bertugas untuk memimpin proyek pembangunan tersebut. Pemerintah Hindia Belanda juga menyediakan upah hingga 30.000 ringgit di luar beras dan garam sebagai bahan persediaan makanan untuk para pekerja. Besarnya upah yang diberikan pun disesuaikan dengan kondisi medan yang dilalui.
Salah satu rute pembangunan tersulit jalan raya pos adalah jalur puncak yang menghubungkan kawasan cisarua hingga ke cianjur. Sejarawan Djoko Marihandono mengatakan, untuk membangun jalur Cisarua-Cianjur via Megamendung, dibutuhkan 400 pekerja dari Jawa dan ditambah 500 orang pekerja dari wilayah priangan dan cirebon dengan upah 10 ringgit perak per orang untuk membangun jalur puncak yang bergunung tersebut.
Satu hal lain yang menarik dari jalur puncak adalah keberadaan sebuah tangga di tengah jalan, persisnya di kawasan riung gunung. Tangga ini adalah salah satu akses menuju sebuah bangunan yang tersebunyi di balik rerimbunan pohon. Konon bangunan yang tersembunyi tersebut adalah sebuah vila yang dulu pernah dimiliki oleh proklamator Indonesia Bung Karno.
Kebenaran soal vila Bung Karno tersebut mungkin saja benar adanya. Keberadaan tangga di tengah jalan itu semakin memperkuat bahwa vila tersebut istimewa. Kita bisa bayangkan bagaimana mungkin sebuah tangga di tengah jalan dibiarkan bertahan begitu saja tanpa pernah digusur meskipun jalan raya disekitarnya telah diperluas dan dibangun sejak bertahun-tahun lalu.
Kini jalur puncak selalu menjadi primadona setiap akir pekan bagi banyak orang, sejarah kelam telah terlewati dan menjadi titik penegas bahwa kemegahan hari ini lahir dari pengorbanan pendahulu bangsa Indonesia..
Ещё видео!