#PBXIIII
#LDA
#KeratonSolo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Polisi menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) kericuhan di Keraton Solo, Senin (26/12/2022).
Polisi menindaklanjuti laporan dari kubu Sinuhun Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi dan kubu Lembaga Dewan Adat (LDA) yang telah melaporkan pada polisi, Minggu (25/12/2022)
Masing-masing saling bersikukuh bahwa mereka menjadi korban atas kekerasan yang terjadi.
Salah satu lokasi yang penting yakni Pintu Jolotundo yang merupakan satu-satunya akses ke Keputren.
Di situlah GRAy Devi Lelyana Dewi berebut pintu.
Kubu PB XIII memaksa menutup sedangkan GRAy Devi mempertahankan agar tetap terbuka.
Dari kubu Sinuhun Pakubuwono XIII, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta Kanjeng Pangeran (KP) H. Dani Nur Adiningrat menjelaskan, para korban yang terdiri dari abdi dalem dan warga saat ini mendapatkan perawatan di RS Kustati.
"Masih di rumah sakit. Jumlah pastinya 6 ada warga juga. Yang opname 4," jelasnya.
Kondisi tiap korban bervariasi, di mana rata-rata luka kepala, patah hidung dan lebam-leba,
Setidaknya ada dua korban yang melaporkan dugaan penganiayaan ini. Sedangkan sisanya saat ini masih dirawat di RS Kustati.
"Nanti menyusul," terangnya.
Sedangkan Ketua Lembaga Dewan Adat, GKR Wandansari atau yang akrab disapa Gusti Moeng menjelaskan, pihaknya tidak merasa bertanggung jawab atas luka yang dialami korban.
"Mungkin jatuh patah hidungnya," tuturnya.
Suami Gusti Moeng, KPH Eddy Wirabhumi menambahkan, pihaknya berusaha membela diri.
Pasalnya kata dia, ada 50-60 orang menutup pintu lalu terjadi gesekan dengan dua cucu raja.
"Digebukin karena mempertahankan agar tetap terbuka. Setelah tutup Gusti Devi berusaha membuka lalu digebukin tentu ada reaksi dibuka gantian dari belakang," tuturnya.
Ещё видео!