MAKAM MBAH DHARMAWANGSA
Makam Mbah Dharmawangsa adalah makam Mpu Sura Dharmawiyasa atau Mpu Sura Dharma Yogi, ayahanda Mahapatih Amangkubumi Kerajaan Majapahit, Gajah Mada.
Lokasinya berada di Dusun Kasri RT. 4 RW. 2, Kelurahan Petungasri, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Masuk gang kecil di sebelah selatan Polsek Pandaan.
Dalam perjalanan Kerajaan Majapahit, ada banyak tokoh besar yang begitu populer sampai saat ini. Tokoh besar pada masa Majapahit kebanyakan adalah seorang raja yang mengendalikan kepemerintahan Kerajaan Majapahit. Namun ada satu tokoh yang begitu terkenal dan fenomenal di masa Majapahit yang bukan dari golongan raja. Dia adalah Gajah Mada, seorang Mahapatih Amangkubhumi. Mahapatih Gajah Mada adalah seorang patih yang begitu berpengaruh, terutama pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Masa kejayaan Kerajaan Majapahit adalah pada masa Raja Hayam Wuruk (1350 - 1389 M). Raja Hayam Wuruk bahu membahu bersama Mahapatih Gajah Mada membangun peradaban Kerajaan Majapahit sampai membuat Majapahit menjadi kerajaan besar dan mempunyai pengaruh begitu luas.
Silsilah Gajah Mada jika menurut Babad Gajah Mada dijelaskan bahwa orang tua Gajah Mada adalah Curadharmawyasa ayahnya dan ibunya adalah Nariratih. Kemudian keduanya disucikan atau dijadikan pendeta oleh gurunya yaitu Mpu Ragarunting di Lemah Surat (Lemah Tulis). Setelah disucikan, nama mereka berganti menjadi Curadharmayogi dan Patni Nariratih.
Dalam kakawin Negarakertagama, meninggalnya Gajah Mada adalah 1286 tahun Saka atau 1364 M. Gajah Mada diperkirakan meninggal dalam usia 65 tahun.
Menurut arkeolog Universitas Indonesia, Agus Aris Munandar, ayah Gajah Mada mungkin sekali bernama Gajah Pagon yang mengiringi Raden Wijaya ketika berperang melawan pengikut Jayakatwang dari Kediri. Gajah Pagon tidak mungkin orang biasa, bahkan sangat mungkin anak dari salah satu selir Kertanagara karena dalam kitab Pararaton, nama Gajah Pagon disebut secara khusus. Ketika itu, Raden Wijaya begitu mengkhawatirkan Gajah Pagon yang terluka dan dititipkan kepada seorang kepala desa Pandakan. Menurutnya, sangat mungkin Gajah Pagon selamat kemudian menikah dengan putri kepala desa Pandakan yang bernama Macan Kuping dan akhirnya memiliki anak, yaitu Gajah Mada yang mengabdi pada Majapahit.
Dari berita ini, dapat ditafsirkan keadaan berangsur-angsur aman dan Gajah Pagon sembuh dari lukanya. Sangat mungkin ia lalu menikah dengan anak perempuan Macan Kuping. Setelah penghulu Desa Pandakan itu meninggal, Gajah Pagon menggantikan kedudukannya menjadi kepala Desa Pandakan. Kemudian keadaan semakin membaik. Majapahit berdiri dan Wijayamenjadi raja. Saat itulah teman - teman seperjuangan Wijaya mendapat kedudukan masing-masing walaupun berbagai sumber menyatakan ada yang tidak puas. Gajah Pagon tetap menjadi penguasa daerah Pandakan. (Munandar 2010: 11).
Asal-usul, silsilah dan keberadaan makam Gajah Mada harus menjadi perhatian serius kita bersama, tidak hanya pemerintah, aktifis spiritual dan sejarah, tapi juga pihak desa, agar sejarah gemilang kita tidak pudar.
THE TOMB OF MBAH DHARMAWANGSA
The tomb of Mbah Dharmawangsa is the tomb of Mpu Sura Dharmawiyasa or Mpu Sura Dharma Yogi, Mahapatih's father Amangkubumi or Prime Minister of Majapahit Kingdom, Gajah Mada.
The location is in Kasri Hamlet, RT. 4 RW. 2, Petungasri Village, Pandaan District, Pasuruan Regency, East Java. Enter the small alley south of Pandaan police station.
In the course of the Majapahit Kingdom, there were many great figures who were so popular today. Most of the great figures in the Majapahit period were mostly kings who controlled the governance of the Majapahit Kingdom. But there is one figure that is so famous and phenomenal in the Majapahit period that was not of the king's class. He is Gajah Mada, a Mahapatih Amangkubhumi. Mahapatih Gajah Mada is a prime minister who was so influential, especially during the heyday of the Majapahit Kingdom. The heyday of the Majapahit Kingdom was during the time of King Hayam Wuruk (1350 - 1389 AD). King Hayam Wuruk worked hand in hand with Mahapatih Gajah Mada to build the civilization of the Majapahit Empire until it made Majapahit become a large kingdom and had such a wide influence.
Gajah Mada pedigree if according to Babad Gajah Mada it was explained that Gajah Mada's parents were Curadharmawyasa his father and his mother were Nariratih. Then both are sanctified or made pastors by their teacher, Mpu Ragarunting in Lemah Surat (Lemah Tulis). After being purified, their names changed to Curadharmayogi and Patni Nari Ratih.
#mahapatihgajahmada #gajahmada #kerajaanmajapahit
Ещё видео!