MADIUN, KOMPAS.TV - Stok bahan bakar minyak jenis solar di sejumlah SPBU Madiun terlihat masih kosong. Hal itu berdampak pada petani yang masih menggunakan mesin pompa air berbahan bakar solar, untuk pengairan sawah mereka. Dampak yang sangat dirasakan saat ini diantaranya petani mulai sulit mengairi lahan, serta tanaman padi yang terancam puso karena telat mendapatkan pasokan air.
Jumat pagi sejumlah SPBU yang ada di kabupaten Madiun, terlihat sepi tidak ada antrean pembeli solar. Hal itu dikarenakan petugas SPBU telah memasang papan informasi jika solar telah habis.
Sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak jenis solar belakangan ini, ternyata juga berdampak pada petani padi. Terutama yang masih menggunakan mesin pompa air berbahan bakar utama solar, seperti yang dialami para petani di desa Kaibon kecamatan Geger.
Menurut sejumlah petani, akibat sulitnya mendapatkan solar, kini lahan pertanian mereka terancam puso karena kurang mendapatkan pasokan air dari sumur pompa. Bahkan lahan mereka kini ada yang mulai kering, karena hampir seminggu tak teraliri air.
Warga tak bisa berbuat banyak selain terus berupaya mencari solar ke wilayah lain. Meski mereka harus menunggu hingga berjam-jam lamanya, agar lahan pertanian mereka tidak mengering dan dapat kembali teraliri air.
Section Head Communication Patra Niaga Jatimbalinus, Arya Yusa Dwicandra ketika dikonfirmasi menyampaikan, jika solar memang merupakan jenis bahan bakar tertentu sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 191 tahun 2014. Sehingga terdapat alokasi dan monitoring dari pemerintah.
Terkait kelangkaan yang terjadi, menurutnya hal itu disebabkan oleh penurunan level PPKM yang hampir merata di Indonesia. Sehingga terjadi peningkatan konsumsi BBM karena peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas warga.
Menurutnya, kenaikan konsumsi bbm jenis solar di Jawa Timur saat ini memang tengah mengalami peningkatan sebesar sekitar 15 sampai 18 persen.
#beritamadiun
#solarlangka
#bbmlangka
#solar
Artikel ini bisa dilihat di : [ Ссылка ]
Ещё видео!