Om Swastyastu...
PURA SAKTI MANUABA
terletak di Jl. Salak Gg. Sakti, Cakranegara Utara, Kec. Cakranegara, Kota Mataram
dari referensi dan artikel belum banyak memuat sejarah atau latar belakang keadaan Pura di Cakranegara ini, kemungkinan tapi menurut Mitologi yang di yakini masyarakat di sana dan lontar Dwijendra Tatwa yang memuat tentang lelintih para Brahmana – Brahmana yang ada di Bali sekelumit ada memuat tentang keberadaan Beliau Batara Sakti Manuaba.
Dalam Mitologi diceritakan bahwa Beliau Ida Betara Sakti Manuaba adalah seseorang Brahmana masih keturunan Danghyan Dwijendra. Beliau adalah Putra dari Maha Brahmana yang bernama Brahmana Diler. Beliau sendiri bernama Brahmana Nyoman Buruan yang merupakan cucu dari Dhanghyang Dwijendra. Beliau adalah seorang Brahmana yang sangat sakti dan bijaksana karenanya beliau pada waktu itu dijadikan Bagawanta oleh Raja Bali yang Berkuasa pada waktu itu yang Bergelar Dalem Waturenggong sekitar Abad ke 14 Masehi
Mengapa Beliau di sungsung di Pura Geriya Sakti Manuaba sampai sekarang? Dalam Mitologi di ceritakan bahwa pada waktu itu Desa Manuaba sedang tertimpa bencana yang sangat dahsyat bayak orang yang sakit tidak bisa di obati, bayak juga yang meninggal dunia, sawah – sawah dan lading banyak yang kekeringan dan tidak bisa menghasilkan.
Akhirnya Bendesa Manuaba yang memerintah pada waktu itu tangkil menghadap Raja Bali mohon petunjuk agar penduduk masyarakat Desa Manuaba bisa diselamatkan. Maka atas petunjuk Raja Bali pada waktu itu dimohonlah Beliau Betara Sakti Manuaba (Sira Brahmana Nyoman Buruan) agar beliau sudi datang ke desa Manuaba untuk menyelamatkan penduduk dari mara bahaya, dan beliaupun berkenaan untuk datang menyelamatkan penduduk Desa Manuaba. Setiba Beliau di Desa Manuaba lalu Beliau mengadakan Pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi agar Masyarakat Manuaba terhindar dari segala bencana dan gangguan roh jahat, wong samar, buta demit yang mengganggu pada saat itu. Atas kesedihan Beliau pada saat itu maka segala bencana bisa diatasi para penganggu bisa Beliau kalahkan. Banyak orang sakit bisa sembuhtanpa obat oleh karena itu Beliau sangat di hormati dan dipuji oleh masyarakat dan dijuluki Batara Sakti dan dimohonkan oleh masyarakat Manuaba agar beliau bersedia menetap tinggal di Desa Manuaba untuk menjaga dan menyelamatkan Desa Manuaba, Beliaupun bersedia tinggal dan menetap di Desa Manuaba. Di tempat pemujaan Beliau pada waktu memohon keselamatan kehadapan Sang Hyang Widhi di jadikan Stana atau Geriya Beliau, dan Beliau berkenan memberikan memberikan petunjuk tentang tata cara bertani yang bai yang kini disebut Dharma Pemaculan dan menata masyarakat agar bisa hidup damai. Beliau sangat senang tinggal di Manuaba beliau melakukan pertapaan di bawah pohon beringin di kawasan Banjar Tangkas. Setelah beliau moksa, di tempat bertapanya ada lempengan perunggu dan tombak. Namun ada juga yang mengatakan benda itu adalah galih (tulang) Ida. Sebelum Beliau Moksa Beliau banyak menurunkan putra – putra yang sampai kini disebut Treh Brahmana Manuaba, dan sampai kini Stana Beliau disungsung oleh masyarakat Manuaba. Dan dijadikan tempat pemujaan untuk memohon keselamatan oleh semua umat dan kaum Brahmana. Tempat Ida moksa dibuatkan pura yang disebut Pura Griya Sakti. Benda yang ditinggalkan itu disimpan di gedong suci. Setiap odalan, benda itu diwangsuh (cuci) di bendungan Buka dan Dama Keling yang Ida buat dulu. Air yang digunakan mewangsuh benda itu digunakan sebagai tirta umat usai bersembahyang di pura ini
Ещё видео!