Dalam pementasan calonarang di bali, masyarakat bali pada umumnya mempercayai mitos yang berkembang saat ini bawasanya saat menonton pementasan calonarang kita harus menonton pertunjukan atau pementasan sakral ini sampai selesai, jika itu dilanggar saat pulang dari menonton pementasan calonarang yang pada umumnya di pentaskan di pura pada saat odalan, dalam perjanan pulang beberapa sumber mengatakan pernah mengalami gangguan di sepanjang perjalanan pulang, hal-hal yang tak kasat mata biasanya dijumpai, karena dalam pementasan calonarang, dalam proses perjalan pementasan ini dilakukan sesi ngundang atau menantang orang-orang yang menganut ilmu hitam atau disebut dengan pengiwa, aneluh, anesti nerangjana, untuk datang dan menunjukan kesaktianya di hadapan ida sesuhuuna atau dewa yang berstana di pura tempat pementasan calonarang tersebut, maka dari itu adanya kemungkinan kita berpapasan dengan orang yang menganut ilmu hitam tersebut di jalan saat kita pulang meninggalkan pementasan calonarang di tengah-tengah waktu pementasan yang belum berakhir, kita dianjurkan untuk tetap berada di lingkungan pura karena secara tidak langsung kita sudah dilindungi oleh dewa yang berstana di pura tersebut, karena sebelum berlangsungnya pementasan calonarang tersebut sudah dilakukan beberapa upacara yang diyakini dapat melindungi kita dari mara bahaya, gangguan mahklup gaip khususnya penekun ilmu hitam, prosesi ini dinamakan dengan "nyengker" sebelum pementasan berlangsung masyarakat atau pemedek biasanya sudah melakukan persembahyang bersama di pura di mana dilaksanakannya pementasan cal;onarang tersebut, untuk memohon keselamatan, anugrah, kesehatan dan rejeki serta panjang umur
Ещё видео!