Viral Balita Disuruh Bawa Bagasi Kabin Sendiri, Ini Kata Lion Air
Pesawat Lion Air Boeing 747-400. Foto: wikimedia
Beberapa waktu lalu, seorang penumpang Lion Air yang hendak menuju Bandara Kualanamu, Medan, dari Bandara Husein Sastranegara Bandung, melakukan protes melalui akun Facebook miliknya, karena ketinggalan pesawat yang seharusnya ia tumpangi.
Kejadian ini bermula ketika penumpang yang bernama Sinaga tersebut bersama lima orang keluarganya, cekcok dengan petugas maskapai saat hendak naik pesawat. Penumpang yang terdiri dari empat orang dewasa dan dua anak kecil itu diberhentikan petugas karena dinilai membawa barang bawaan yang melebihi bagasi kabin, yaitu maksimal seberat 7 kg.
Dalam keterangan di Faceboknya, Esa menjelaskan bahwa petugas mempermasalahkan dua kantong plastik dan dua barang lainnya yang dibawa dirinya. Tak mau ambil pusing, Esa akhirnya membuang kantong plastik yang berisi air mineral dan roti tersebut.
Namun, setelah itu, petugas masih mempermasalahkan 6 barang bawaan yang dibawa oleh keluarga Esa. Menurut sang petugas, barang bawaan sang anak tak boleh dibawa oleh orang tua, tetapi harus dibawa sendiri oleh anaknya.
"Nah, yang jadi permasalahan lagi barang anak-anak saya enggak boleh dibawakan mamak bapaknya, harus bawa sendiri. Nah, loh, gimana ceritanya anak umur 3,5 tahun bawa barang seberat itu," tulis Esa dalam akun Facebooknya, disertai dengan video yang anak yang membawa sendiri bagasinya.
"Dan terakhir, kami pun ditinggal pesawat. Dan solusi dari pihak Lion nya sendiri enggak ada. Kita harus beli tiket baru lagi," lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communication Strategic Lion Air, dalam keterangan resminya menuturkan bahwa ketika petugas layanan menjalankan penanganan (handle) berdasarkan hasil pengamatan (sweeping and profiling) terhadap barang bawaan/bagasi yang dibawa penumpang, petugas menemukan sembilan barang bawaan oleh penumpang yang dimaksud. Berdasarkan kondisi ini, petugas sudah mengawali dengan menyampaikan permohonan maaf, kemudian menginformasikan barang bawaan berjumlah sembilan koli melebihi batas yang sudah ditentukan untuk dibawa ke dalam kabin.
"Setiap penumpang (kecuali bayi) diperbolehkan membawa satu bagasi kabin maksimum berat 7 kg dan satu barang pribadi, seperti tas laptop atau tas jinjing ke dalam bagasi kabin, dengan dimensi 40 cm x 30 cm x 20 cm. Kategori anak usia 2-12 tahun juga mempunyai jatah dan diperbolehkan membawa bagasi kabin menurut ukuran standar," ujar Danang, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima
"Dalam hal ini, barang bawaan yang menjadi hak anak bisa dibawa atau diwakilkan oleh pendamping atau jika anak bepergian tanpa pendamping dapat dibantu bawakan oleh petugas. Untuk alasan keselamatan, maka petugas Lion Air tidak menerima atau menyuruh penumpang kategori anak membawa bagasi sendiri," lanjut Danang.
Oleh karena itu, petugas Lion Air dengan nomor penerbangan JT-911 itu menurut Danang, menyarankan barang bawaan lainnya agar didaftarkan sebagai bagasi tercatat ke dalam kompartemen bagasi pesawat, tetapi penumpang menolak atas informasi yang disampaikan petugas. Situasi tersebut terjadi di ruang tunggu keberangkatan dan berlangsung cukup lama, hingga waktu terakhir penumpang memasuki pesawat.
"Petugas darat lainnya menginformasikan kepada kru pesawat, masih ada penumpang di ruang tunggu yang sedang menyelesaikan kapasitas barang bawaan. Dikarenakan waktu keberangkatan sudah sesuai, penumpang dimaksud tidak segera masuk ke pesawat dan pertimbangan upaya Lion Air menjaga kinerja ketepatan waktu, maka pilot sebagai person incommand (PIC) memutuskan pesawat pada penerbangan JT-911 tutup pintu, serta bersiap lepas landas," pungkas Danang.
Ещё видео!