Sanubari Teduh - Membangun Ikrar Agung dan Mengembangkan Enam Paramita
Saudara se-Dharma sekalian, setiap hari kita harus memiliki rasa syukur, bersyukur atas keselamatan yang ada. Keselamatan adalah berkah. Berkah tentu harus disyukuri. Buddha sering meningatkan kita bahwa dunia tidaklah kekal dan bumi rentan. Hidup ditengah ketidakkekalan dan bumi yang rentan ini, keselamatan yang ada setiap harinya sudah sepatutnya senantiasa kita syukuri. Karena menyadari ketidakkekalan, maka setelah terlahir sebagai manusia, kita harus segera melatih diri di jalan Buddha dengan semangat. Kita harus bersyukur atas bimbingan Buddha yang penuh kebijaksanaan yang membuat kita menyadari ketidakkekalan hidup semua makhluk dan kerentanan bumi.
Kehidupan hanyalah sebatas tarikan napas. Ketika dapat bernafas dengan bebas, bergerak dengan leluasa dan hidup dengan tentram, kita harus selalu ingat akan ketidakkekalan. Kita harus meningkatkan kewaspadaan. Buddha telah membabarkan kepada kita tentang ketidakkekalan hidup. Kita harus memahami akar dari kelahiran dan kematian.
Akar dari lingkaran kelahiran kembali adalah kegelapan batin. Lapis demi lapis kegelapan batin ini membawa kita pada enam alam kehidupan; Alam dewa, alam manusia, neraka, setan kelaparan, binatang dan asura. Kelahiran di enam alam ini sesungguhnya tidak dapat kita kendalikan dan penuh dengan penderitaan. Penderitaan ini bermula dari kegelapan batin. Setelah mengetahui penyebabnya, bagaimana kita melenyapkan kegelapan batin ini sehingga dapat kembali pada hakikat sejati yang sama dengan Buddha ? Buddha membabarkannya dengan rinci. Kemampuan setiap makhluk berbeda-beda. Karena itu, Buddha menggunakan berbagai cara untuk mengobati berbagai noda batin. Namun, semua cara mengatasi noda batin ini tak lepas dari Tujuh Kondisi Pikiran.
Tujuh kondisi pikiran untuk mengikis Tiga Rintangan :
1. Rasa malu
2. Rasa takut
3. Berpaling dari Samsara
4. Membangkitkan Bodhicitta
5. Memandang setara semua makhluk
6. Rasa syukur pada Buddha
7. Pengamatan pada kosongnya hakikat kejahatan
Enam Paramita :
1. Dana
2. Sila
3. Kesabaran
4. Semangat
5. Konsentrasi
6. Kebijaksanaan
Kita mungkin banyak tahu, namun yang di pelajari makhluk awam hanyalah hal-hal duniawi yang berhubungan dengan benar dan salah dalam hubungan antar manusia. Inilah yang disebut pengetahuan umum. Namun, pengetahuan nurani amatlah penting. Meski pengetahuan nurani ini juga adalah hasil dari belajar, ia memungkinkan orang membedakan baik dan buruk. Yang benar hendaknya kita pelajari, dan yang salah kita hindari. Inilah pengetahuan nurani. Nurani berkaitan dengan hal-hal baik. Yang harus kita ketahui adalah hal-hal yang baik. Hal-hal yang baik ini harus kita pelajari dengan sungguh-sungguh. Ketika melihat hal-hal yang tidak baik, kita harus meningkatkan kewaspadaan.
Saya sering mengatakan, “Dalam kelompok yang terdiri dari tiga orang pasti dapat menemukan guru” ”Teladani segala sifat baiknya, ambilah pelajaran dari sifat buruknya.” Kata-kata ini mengambarkan pengetahuan nurani. Kita harus meneladani kebaikan orang lain dan mengambil pelajaran dari keburukannya. Melihat prilaku orang lain kita harus berintrospeksi. “Apakah kita harus melakukan hal serupa ?” Jika kita memiliki tabiat buruk, maka saat melihat keburukan orang lain, kita hendaknya memetik pelajaran. Kita harus senantiasa berinstropeksi dan mengingatkan diri sendiri. Kita harus mengambil keburukan orang lain sebagai bahan introspeksi diri.
Enam Paramita adalah enam cara dalam mengatasi noda batin, penyebab kelahiran kembali. Dengan mempraktikkan Enam Paramita, makhluk awam akan mampu menyeberangi arus deras sungai noda bati dan tiba di pantai kebahagiaan Nirvana.
Banyak hal yang patut di syukuri dalam kehidupan sehari-hari. Jika ada keselarasan antar manusia, maka dunia ini pun menjadi sangat indah. Keselaran amatlah penting. Keselarasan dalam segala sesuatu adalah sumber ketentraman bagi dunia. Keselaran antar sesama manusia berarti keharmonisan masyarakat. Jika fisik dan batin selaras, maka kita akan sehat lahir dan batin. Jadi keselarasan amatlah penting. Karena itu, kita harus senantiasa bersykur. Dengan memiliki cinta kasih agung, selamanya kita tak akan menyesal. Untuk menjalankan misi amal, setiap orang harus bersatu hati, harmonis, dan saling mengasihi dalam bersumbangsih. Dengan demikian, kesulitan apapun yang dihadapi, kita tidak akan menyesal. Jadi Ingatlah, selain Enam Paramita, juga dibutuhkan Empat Pikiran Tanpa Batas. Salah Satunya cinta kasih tanpa penyesalan. Harap semua lebih bersungguh-sungguh.
Ещё видео!