TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin secara berterus terang menyebut Ukraina mengkhianati deklarasi kemerdekaannya sendiri.
Diungkapkan, deklarasi itu menyatakan Ukraina sebagai negara netral.
Namun, seiring waktu justru Ukraina ingin bergabung ke NATO dan memihak Barat.
Hal ini disampaikan Kepala Negara dalam wawancara dengan Direktur Jenderal Badan Inisiatif Strategis Svetlana Chupsheva di ruang kreatif Zotov Center, Moskow pada Selasa (30/5/2023).
Rilis wawancara ini termuat dalam laman resmi Istana Kremlin, Rusia.
Topik dari wawancara itu terkait dengan pendapat Putin soal serangan drone Ukraina ke Ibu Kota Rusia, Moskow.
Dalam momen itu, Putin menceritakan bahwa perseteruan Rusia dan Ukraina sebenarnya sudah lama.
Putin menerangkan, wilayah Ukraina hampir dikuasai sejak awal oleh orang-orang yang dipimpin oleh Barat.
Menurutnya, mereka tidak hanya melawan Rusia, tetapi juga menciptakan "anti-Rusia" di wilayah itu.
"Setelah runtuhnya Uni Soviet, beberapa persaingan antara Rusia dan Ukraina tidak dapat dihindari - jelas - tetapi tampaknya mereka yang berurusan dengan hal ini percaya bahwa hal ini akan dilakukan dengan cara yang beradab, dan terlebih lagi, berkaitan dengan kedekatan sejarah, budaya, dan bahasa kami. Namun sayangnya, semuanya berjalan dengan cara lain, yang seharusnya sudah diperkirakan," tukasnya.
Putin menjelaskan, sebenarnya sejak awal merdeka, Ukraina menyatakan diri sebagai negara netral.
Diungkapkan, bahkan hal ini tertulis dalam Deklarasi Kemerdekaan Ukraina.
" Saya juga ingin mengingatkan Anda bahwa, pada saat Ukraina muncul sebagai negara merdeka, sejak awal, sejak langkah pertama, Ukraina menyatakan diri sebagai negara netral: hal ini tertulis dalam Deklarasi Kemerdekaannya," terangnya.
Putin berujar secara bertahap, mereka beralih ke jalan yang berbeda.
Ukraina justru ingin bergabung dengan NATO.
Kepala Negara Rusia mengatakan, NATO merupakan sebuah organisasi yang memusuhi Rusia dan dibentuk semata-mata untuk memerangi Uni Soviet dan Rusia.
"Namun, secara bertahap, mereka beralih ke jalan yang berbeda: bergabung dengan NATO, sebuah organisasi yang memusuhi Rusia dan dibentuk semata-mata untuk memerangi Uni Soviet dan Rusia," ujarnya.
Disebutkan Kepala Negara, pada tahun 2008, tanpa tanda-tanda eksternal dan ketegangan militer-politik, Ukraina mengumumkan bahwa akan bergabung dengan NATO yang isinya negara-negara Barat dan AS.
Pernyataan itu diumumkan di Ibu Kota Bukares, Rumania.
Menurutnya, pada pertemuan puncak itu NATO membuka pintu lebar untuk Ukraina.
"Dan pada tahun 2008, tanpa tanda-tanda eksternal, tanpa ketegangan militer-politik, mereka mengumumkan bahwa mereka bergabung dengan NATO, mereka ingin bergabung dengan NATO, dan negara-negara Barat - anggota aliansi - mengumumkan di Bukares, menurut saya, pada pertemuan puncak, bahwa pintu NATO terbuka untuk Ukraina," bebernya.
(Tribun-Video.com/ Bima Maulana)
[ Ссылка ]
HOST: BIMA MAULANA
VP: Indra
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews
#vladimirputin #russiaukraineconflict #russiaukrainewar #nato
Ещё видео!