Terdapat salah seorang sahabat Nabi sekaligus pahlawan muslim dalam Perang Uhud, tetapi Rasulullah menjulukinya sebagai ahli neraka. Dia adalah Quzman, seorang pahlawan muslim yang ikut serta dalam Perang Uhud. Kemampuannya di medan perang sangatlah hebat, dia juga pandai melempar tombak.
Namun, Rasulullah SAW menyebutnya sebagai orang munafik dan ahli neraka
Singkat cerita
Umat Nabi SAW sempat berada di pucuk kemenangan, tetapi pasukan yang ditugaskan untuk berjaga-jaga di atas bukit melalaikan tugasnya. Alhasil, kelompok musyrikin yang dipimpin Khalid bin Walid (waktu itu belum menjadi Muslim) berhasil menyerang balik balatentara Muslim.
Barisan Muslimin sempat porak poranda. Bahkan, Nabi SAW mengalami luka-luka pada wajah beliau. Tak sedikit sahabat yang gugur.
Ketika pertempuran benar-benar usai, Muslimin menderita kekalahan. Sementara, kaum musyrikin kembali ke Makkah dengan rasa puas karena dendam sejak Perang Badar telah terlampiaskan.
"Tidak seorang pun di antara kita yang dapat menandingi kehebatan Qotzman.", kata salah seorang sahabat. Sebab, Qotzman ditemukan telah ikut gugur dengan luka-luka yang banyak di sekujur tubuhnya.
Mendengar perkataan itu, Nabi Muhammad SAW menjawab, "Sungguh, dia itu adalah golongan penduduk neraka."
Para sahabat menjadi heran. Bagaimana mungkin seseorang yang telah berjuang dengan begitu gagah berani di medan pertempuran justru akhirnya dimasukkan Allah SWT dalam neraka?
Rasulullah SAW lalu menjelaskan, "Semasa Qotzman dan Aktsam keluar ke medan perang bersama-sama, Qotzman telah mengalami luka parah akibat ditikam musuh. Badannya dipenuhi dengan darah. Qotzman mengambil pedangnya, kemudian mata pedang itu dihadapkan ke dadanya. Ia benamkan pedang itu ke dalam dadanya."
Qotzman ternyata mati bukan karena dibunuh musuh, melainkan bunuh diri. Menurut Nabi SAW, warga Madinah itu bunuh diri karena tidak tahan menanggung kesakitan akibat dari luka yang dialaminya.
Nabi SAW juga mengungkapkan, sebenarnya sejak awal niat yang muncul dalam hati Qotzman sudah keliru. Sebab, lanjut beliau shalallahu 'alaihi wasallam, Qotzman sebelum berangkat telah berkata, "Demi Allah aku berperang bukan karena agama, tetapi hanya sekadar menjaga kehormatan Madinah agar tidak dihancurkan kaum Quraisy. Aku berperang hanyalah untuk membela kehormatan kaumku."
Maka dari itu, Rasulullah SAW mengingatkan para sahabatnya agar berhati-hati dalam memberikan penilaian. Belum tentu perbuatan yang tampak di mata orang-orang seperti amalan mulia benar-benar tulus. Bisa jadi justru sebenarnya tidak baik.
"Sesungguhnya seseorang tampak benar-benar beramal dengan amalan penghuni surga menurut pandangan manusia, padahal ia termasuk penghuni neraka. Dan sungguh seseorang tampak beramal dengan amalan penghuni neraka menurut manusia, padahal dia termasuk penghuni surga," sabda beliau
Ещё видео!