Nasirun, kelahiran Cilacap, 1 Oktober 1965, seniman perupa yang kuat dan kokoh dalam produktivitas dan kreativitas. Meski bisa dikata seorang milyarder, ia tetap naik motor bebek, yang dibelinya sekitar tahun 1997. Untuk membeli mobil super baru dan luxury car, tentu Nasirun sanggup, meski belum tentu dipercaya penjaga show-room mobil.
Setidaknya, Nasirun pernah diremehkan pegawai dealer mobil, ketika mau beli sebuah mobil baru seharga Rp 400 juta. Semua yang datang ke dealer itu, disambut para sales dengan senyum dan minuman teh botol, sambil dijelaskan sistem cicilan. Tapi tak ada yang menyambut Nasirun, karena rambutnya yang gondrong, dengan celana pendek kumuh.
Hingga kemudian istrinya menyusulnya, membawa uang cash Rp 400 juta. Nasirun kemudian memanggil seorang sales, dan ia bilang mau beli cash. Tentu saja sales itu malu dan bingung melayani. Gopoh menggambilkan teh botol, yang menurut Nasirun rasanya tidak enak, karena dari hati yang terpaksa,…
Nasirun mulai menggambar sejak masa kanak. Pada 1983, Nasirun belajar membatik dan mengukir di SSRI (Sekolah Seni Rupa Indonesia). Kemudian tahun 1987 masuk jurusan seni murni ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) Yogya. Baru pada 1991 terjadi akumulasi kesadaran, bahwa seni lukis adalah profesinya.
Nasirun lulus Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, pada tahun 1994. Berpameran tunggal di beberapa kota seperti Yogyakarta, Solo, dan Jakarta. Ikut berpartisipasi dalam berbagai pameran kelompok di Indonesia, Singapura, kemudian Belanda, hingag Perancis, dan berbagai kota dunia.
Penghargaan yang diterima, antara Lukisan Terbaik ISI Yogyakarta tahun 1991; McDonald Award, Lustrum X ISI Yogyakarta 1994, dan salah satu pemenang Top Ten Awards Seni Indonesia pada tahun 1997.
Kini, Nasirun perupa yang diperhitungkan di tingkat nasional dan internasional. Karya-karyanya adalah usaha menafsir ulang, seni tradisi terutama wayang, dengan melakukan distorsi anatomi dan mengukur ulang struktur nilainya. Tak jarang, interpretasi itu dikaitkan masalah sosial-politik yang actual, dengan sentuhan humor dan ironi Nasirun yang yang kental dan otentik.
Nasirun seorang perupa yang komplit. Tekniknya tinggi, imajinasinya luar biasa. Ia cerdas dan menguasai konsep, namun tidak meninggalkan segi estetik. Bahkan rasa merupakan sisi terkuat Nasirun. Karyanya ekspresif dan imajinatif.
Nasirun seorang pelukis yang unik. Sikap hormat Nasirun kepada teman, sahabat dan tamu-tamunya, kebersahajaan yang luar biasa. Namun diluar masalah teknik, dan kepiawaian memainkan warna, juga pemahaman tentang lukisan yang indah, yang lebih utama justru kesuksesan menaklukkan dirinya.
Karya yang indah ialah ramuan penguasaan atas teknik melukis, dengan kebersihan hati dan kebersahajaan. Baginya, seni yang digelutinya, tak lepas dari kehidupan keseharian, termasuk ketika bulan Ramadha lalu, ia melakukan wiridan Ramadhan dengan melukis. Tiap malam, hingga subuh.
Ещё видео!