VP: Rizky
SURYAMALANG.COM - Saat ini, Eropa semakin terancam krisis gas.
Pasalnya, sejak Senin (11/7/2022), pipa terbesar yang membawa gas dari Rusia dimatikan sementara oleh Rusia.
Moskow berdalih melakukan pemeliharaan setidaknya 10 hari ke Nord Stream 1.
Namun pemerintah Eropa, pasar dan sejumlah perusahaan khawatir shutdown akan dilakukan lebih dari waktu yang ditentukan karena perang dengan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pun memberi peringatan ke Eropa.
Ia mengatakan kelompok benua itu perlu mempersiapkan kemungkinan bahwa Rusia menyetop pasokan gas.
Sebelumnya juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menolak klaim bahwa Rusia menggunakan minyak dan gas untuk memberikan tekanan politik.
Ia mengatakan penutupan karena pemeliharaan adalah acara rutin yang dijadwalkan dan tidak ada upaya "membuat-buat kondisi perbaikan".
Namun pemimpin Eropa menilai Rusia sengaja "membalas dendam".
Ini karena sanksi yang dijatuhkan seiring serangan Rusia ke Ukraina.
Analis gas di konsultan Rystad Energy, Zongqiang Luo, mengatakan "bukan tidak mungkin" Gazprom, dapat menggunakan penundaan apa pun sebagai pembenaran untuk memperpanjang periode pemeliharaan.
Gazprom adalah BUMN Rusia pemilik terbesar Nord Stream 1.
Pipa Nord Stream 1 mengangkut 55 miliar meter kubik gas per tahun dari Rusia ke Jerman di bawah Laut Baltik.
Gas dari pipa ini sempat mengalami pemotongan daya pada bulan lalu di mana Rusia memangkas gas hingga 40% dari total kapasitas pipa itu.
Moskow beralasan hal tersebut karena tertundanya pengembalian peralatan yang diperbaiki oleh Siemens Energy di Kanada karena sanksi.
Akibat dari hal ini, beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa mulai merancang rencana untuk mengatasi krisis, termasuk mencari sumber alternatif dari Norwegia, Azerbaijan, dan Amerika Serikat.
Penyetopan gas Nord Stream 1 yang dilakukan Rusia kini mempengaruhi upaya Eropa untuk mengisi tangki gasnya di tengah membludaknya permintaan energi di musim dingin. Rencana itu pun terancam tak terealisasi.
Sementara itu, lembaga think tank terkemuka, Centre for Economics and Business Research memberikan peringatan resesi ke Eropa jika gas Eropa disetop Rusia.
Mereka memperkirakan risiko resesi pada musim dingin ini sebesar 40%.
WEBSITE:
[ Ссылка ]
INSTAGRAM:
[ Ссылка ]
FACEBOOK:
[ Ссылка ]
#suryamalang
#malang
#ngalam
Ещё видео!