TRIBUN-VIDEO.COM - Setelah memblokir Facebook dan Instagram, kini pihak Rusia mengungkapkan kekecewaannya dengan Meta dan Twitter.
Pihak Rusia juga menyebut jika Twitter dan Meta hanya menyebarkan konten terorisme informasi.
Dengan adanya perlakuan dari Meta, maka Rusia merasa hal tersebut tak adil.
Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia menyatakan secara terbuka, yang dirasakan pihaknya.
Pihaknya menyebut setiap konten mereka yang hendak dibagikan, ada peringatan bahwa konten tersebut dikatakan sebagai konten yang berada di bawah kendali pemerintah Rusia.
Kedutaan Rusia mengaku bahwa yang dilakukan para pemilik medsos Barat dalam konteks situasi di Ukraina adalah terorisme informasi.
“Kami berpendapat bahwa yang dilakukan para pemilik medsos Barat dalam konteks situasi di Ukraina adalah terorisme informasi (informational terrorism),” terangnya.
Sumber-sumber informasi Rusia diblokir atau dibatasi aksesnya sehingga masyarakat setempat tidak bisa memahami sudut pandang dari pemerintah Rusia.
“Bukankah hal ini adalah pelanggaran terhadap hak untuk mengakses informasi?,” terangnya.
Situasi ini semakin mengkhwatirkan mengingat penyebaran informasi oleh pihak Ukraina mengandung banyak hoax dan ujaran kebencian.
Selain itu, ada juga kekerasan terhadap para prajurit Rusia yang justru diperbolehkan oleh Meta.
Kebijakan ini sekali lagi membuktikan russophobia yang luar biasa di negara-negara Barat.
Akibatnya, kini konten Rusia dibatasi dan tidak terdistribusikan secara luas.
Sekarang, selain dibatasi, selalu ada kemungkinan akun Rusia diblokir.
Hal itu karena konten Rusia dianggap “mengancam” dan aneh. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rusia Sebut Konten Meta dan Twitter Sebagai Terorisme Informasi, [ Ссылка ].
Editor: Hendra Gunawan
Ещё видео!